Dark/Light Mode

Kebijakan Ganjil Genap Dimulai Hari Ini

Transjakarta Apa Sanggup Atasi Antrean Penumpang

Senin, 3 Agustus 2020 06:53 WIB
Imbauan ganjil genap yang terpasang di jalan-jalan utama Jakarta. Pelaksanaan ganjil genap mulai berlaku hari ini, Senin (3/8). (Foto : Rakyat Merdeka/Patrarizki Saputra)
Imbauan ganjil genap yang terpasang di jalan-jalan utama Jakarta. Pelaksanaan ganjil genap mulai berlaku hari ini, Senin (3/8). (Foto : Rakyat Merdeka/Patrarizki Saputra)

RM.id  Rakyat Merdeka - Halte dan bus Transjakarta diperkirakan tambah menumpuk setelah penerapan ganjil genap yang dimulai hari ini di 25 ruas jalanan di Ibu Kota.

Arianto, warga Jakarta Timur memperkirakan, penambahan 25 persen bus Transjakarta di 10 koridor yang bersinggungan dengan ganjil genap, tidak akan mampu mengatasi lonjakan penumpang. Artinya, lanjut Arianto, antrean di halte dan tingkat keterisian bus Transjakarta bakal tambah membludak. Sebab, sebagian pengguna mobil pribadi beralih ke angkutan umum tersebut.

“Nggak ngaruh deh, apalagi bus Transjakarta yang ditambah itu hanya di 10 koridor. Padahal, dengan ganjil genap itu dampaknya bukan hanya di 10 koridor itu, tetapi di semua koridor,’’ ungkap Arianto.

Baca juga : Driver Online Protes, Yakin Pendapatan Makin Melorot

Hal sama disampaikan pengamat perkotaan Universitas Trisakti, Nirwono Joga. Dia menyakini terjadi penumpukan penumpang bus Transjakarta saat berlaku ganjil genap. Sebab, perkantoran kini mulai menerapkan Work From Office (WFO). Bahkan sudah banyak perusahaan yang full melakukan WFO.

“Kuncinya adalah dengan kebijakan shifting perkantoran yang konsisten. Sebab, keberhasilan penerapan ganjil genap seiring dengan pembatasan kapasitas transportasi akan berhasil jika didukung kebijakan lain seperti pembatasan kerja kantor,” kata Nirwono saat berbincang dengan Rakyat Merdeka.

Jika tidak, penyebaran Co- vid-19 tak akan terkendali. Penumpukan penumpang di halte- halte Transjakarta berpotensi menjadi klaster baru. “Sekarang saja KRL, Transjakarta, padat saat jam sibuk. Ditambah nanti jalannya dibatasi,” ingatnya.

Baca juga : Pemprov DKI Kerahkan Bus Tambahan Antisipasi Kepadatan Penumpang

Pengamat transportasi, Djoko Setijowarno menyebutkan, penerapan kembali ganjil genap mulai Senin (3/8) harus diiringi dengan perubahan layanan angkutan umum. Pemprov DKI Jakarta harus memetakan pengendara angkutan pribadi dan penumpang angkutan umum.

Ini akan membantu memilih penyediaan angkutan jenis apa yang harus diperbanyak untuk mendukung orang beralih dari kendaraan pribadi ke angkutan umum.

Dipaparkan Djoko, ada tiga golongan pengguna angkutan umum dilihat dari nilai upah atau pendapatan. Pertama, golongan pendapatan pas atau di bawah Upah Minimum Regional (UMR). Golongan ini akan memilih Kereta Rel Listrik (KRL). Kedua, golongan dengan pendapatan di atas UMR yakni Rp 5 juta sampai Rp 10 juta.

Baca juga : Hari Ini, TransJakarta Mulai Operasi Pukul 9 Pagi

Golongan ini masih ada yang mengandalkan transportasi umum dengan dikombinasi kendaraan pribadi atau angkutan daring. Ketiga, golongan dengan pendapatan lebih dari Rp 10 juta. Golongan ini biasanya akan memilih menggunakan kendaraan pribadi roda empat.

“Saya melihat, pengendara roda empat ini bisa disediakan bus-bus eksklusif yang tidak bersubsidi. Namun pelayanannya menjangkau sampai ke permukiman seperti kawasan klaster. Bus juga bisa dilengkapi dengan bike rack. Agar pengguna bisa kembali melanjutkan perjalanan dengan sepeda,” saran Djoko.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.