Dark/Light Mode

Jika Sampai September Kasusnya Tak Kunjung Melandai

Gawat, RS Rujukan Covid Terancam Over Capacity

Jumat, 14 Agustus 2020 07:00 WIB
Ilustrasi seorang petugas sedang mempersiapkan ruang ICU untuk pasien Covid-19. (Foto : twitter)
Ilustrasi seorang petugas sedang mempersiapkan ruang ICU untuk pasien Covid-19. (Foto : twitter)

 Sebelumnya 
Secara keseluruhan, sejak 23 Maret 2020 hingga Rabu (12/8) pasien yang terdaftar dirawat di RSD Wisma Atlet mencapai 10.005 orang. Sementara pasien keluar sebanyak 8.153 orang. 8.153 pasien keluar di antaranya dirujuk ke RS lain sebanyak 222 orang, pasien sembuh 7.927 orang, meninggal 3 dan tanpa izin 1.

Sementara di Rumah Sakit Khusus Infeksi (RSKI) Pulau Galang, per Rabu (12/8) tercatat sebanyak 218 pasien rawat inap. Ada penambahan 7 pasien dari semula 211 orang dengan rincian antaranya 146 pria dan 72 wanita.

Untuk pasien terkonfirmasi positif 23 orang, pasien suspect 195 orang. Susah Nyari Tempat Tidur Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Profesor Zubairi Djoerban mengungkapkan, kini sejumlah RS rujukan Covid-19 di DKI Jakarta penuh dengan pasien Covid-19.

Baca juga : Jurang Resesi Di Depan Mata

Jika kondisi tidak melandai, maka kekurangan tempat tidur tidak dapat dicegah. Dipastikan bulan depan, RS akan mengalami kelebihan kapasitas (over capacity). “Saat ini RS rujukan Covid-19 itu penuh. Artinya orang yang terkena Covid-19 dan harus di- rawat, susah nyari tempat tidur. Ini bisa membuat pasien bingung dan tenaga kesehatan lebih rentan terkena Covid-19 akibat beban berlebih pasien,” tulis Zubairi dalam keterangannya.

Berdasarkan data IDI, jumlah RS rujukan murni milik DKI Jakarta hanya ada 59. Sementara di Jawa Tengah 58, Jawa Timur 126 dan Jawa Barat 153. Penambahan RS rujukan Covid-19 dengan memenuhi tenaga kesehatan dan alat-alatnya harus segera diadakan.

Atau menambah RS yang ada, dijadikan RS rujukan Covid-19. Dia menekankan, persiapan lebih ekstra justru di daerah yang tidak menggelar tes Covid-19 secara merata. “DKI Jakarta paling banyak yang positif Covid-19 karena ada tes Covid-19 yang masif. Jadi, gampang untuk di-tracing dan cepat dirawat. Sedangkan di daerah tes-tes tersebut tidak dilaksanakan secara merata. Sehingga nantinya akan lebih parah karena tidak tahu siapa yang terkena Covid-19,” ujarnya.

Baca juga : Kawasan Jakarta Utara Terancam Semakin Kelelep

Selanjutnya, Instruksi Presiden (Inpres) tentang Covid-19 kudu dilaksanakan. Tidak hanya menjadi formalitas aturan. Pemerin- tah pusat dan daerah harus mengontrol masyarakat dan bekerja sama dengan instansi lain. “Paling penting berikutnya, pemerintah harus tingkatkan tes masifnya berkali lipat harus mencapai 100 ribu per hari,” sarannya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti juga telah mewarning soal kapasitas tempat tidur pasien Covid-19 di sejumlah rumah sakit DKI Jakarta. Jika tidak ditambah, ketersediaan tempat tidur bagi pasien Covid-19 di wilayah DKI Jakarta bakal jebol atau over kapasitas.

“Sementara testing kita harian 5 ribu spesimen gratis, ditambahkan kolaborasi dengan laboratorium swasta tentu akan jebol karena tidak cukup. Saat ini kita sedang dalam kondisi yang kritis karena kapasitas tempat tidur yang terpakai lebih dari 50 persen, tentu kita harus waspada,” kata Widyastuti.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.