Dark/Light Mode

Polda Metro Jaya Usul Tempat Wisata Ditutup

Ingat Lho... Klaster Liburan Bisa Bikin Kita Kayak India

Kamis, 6 Mei 2021 07:21 WIB
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Foto: Net)
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Polda Metro Jaya mengusulkan kepada Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menutup tempat wisata selama periode larangan mudik dan libur Lebaran. Ini dilakukan untuk mencegah timbulnya klaster baru Covid-19.

Kepala Biro Operasi Polda Metro Jaya Kombes Marsudianto mengatakan, selama liburan warga Jakarta lebih baik di rumah saja dan menghindari kerumunan. Namun, karena tempat wisata dibuka, muncul kekhawatiran warga bakal mengunjungi tempat itu, sehingga menimbulkan kerumuman.

“Kami mengusulkan tempat wisata dan hiburan sebaiknya ditutup saja,” kata Marsudianto kepada wartawan di Jakarta, kemarin.

Marsudianto menyampaikan, rapat lintas sektoral telah berlangsung Selasa (4/5). Usulan penutupan tempat wisata pun sudah disampaikan. Kini, pihaknya masih menunggu keputusan dibuat.

“Kami minta keputusan dari Dinas Pariwisata. Kalau bisa seperti tahun lalu ditutup total saja,” sarannya.

Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta yang berwenang menutup lokasi wisata. Kepolisian membantu Pemprov dalam pengamanan.

Kendati begitu, jika tempat wisata masih tetap dibuka, pihaknya akan tetap melaksanakan skema pengamanan yang sudah dilakukan selama ini.

Baca juga : Polda Metro Jaya Terus Buru Pemakai Knalpot Bising Di Jakarta

“Perketat lagi aja. Misalnya, tiket dibeli online. Pengunjung dibatasi hanya 50 persen,” saran Marsudianto.

Sebagai informasi, pada Lebaran tahun lalu, saat awal pandemi, Pemprov DKI menutup lokasi-lokasi wisata di Jakarta yang menjadi favorit warga, seperti Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Ancol, Kebun Binatang Ragunan, dan Kota Tua.

Tetapi, saat ini sejumlah tempat wisata di Jakarta tetap beroperasi dengan protokol kesehatan ketat. Seperti kapasitas 50 persen dan pembatasan jam operasional.

Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengatakan, pihaknya akan mempertimbangkan usulan Polda Metro Jaya ini.

Riza menerima saran ini dan mempertimbangkan demi kemaslahatan masyarakat. Namun sebelumnya, pihaknya akan berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

“Nanti semua keputusan yang diambil Pemprov DKI tentunya mendengarkan para ahli, para pakar, para epidemiolog, Forkopimda dan pemerintah pusat,” kata Riza di Balai Kota Jakarta.

Menurut politisi Partai Gerindra ini, beberapa objek wisata sedang dalam pembahasan. Apakah akan buka saat Lebaran atau ditutup. “Kami akan putuskan segera,” tegasnya.

Baca juga : Kapolda Metro Jaya Jadi Kandidat Kuat Gantikan Kapolri di PBSI

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menginstruksikan tempat wisata di zona merah dan oranye tutup selama masa libur Lebaran.

Hal ini disampaikan Kapolri melalui surat telegram Nomor STR/336/IV/PAM.3.2./2021 yang ditandatangani Asops Kapolri Irjen Imam Sugianto. Surat telegram bertanggal 30 April 2021.

Kapolri juga meminta Kapolda memetakan lokasi wisata yang ada di wilayah masing-masing, baik yang buka maupun tutup saat liburan.

Wisata Outdoor

Epidemiolog asal Griffith University, Australia, Dicky Budiman menyarankan, tempat wisata yang dibuka baiknya yang ada di luar ruangan atau outdoor. Tentunya, dengan mempertimbangkan pengetatan dan menerapkan sistem zonasi.

“Sebaiknya hanya boleh dikunjungi penduduk satu wilayah, bukan dari daerah lain. Misalnya, lokasi wisatanya di Jakarta, warga Bodetabek, nggak boleh. Begitu juga sebaliknya,” saran Dicky dalam keterangannya, kemarin.

Selain itu, dia mengingatkan, Pemprov DKI Jakarta maupun pengelola harus memastikan tempat wisata yang dibuka menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pemprov DKI juga diminta membuat daftar tempat wisata yang aman dikunjungi.

Baca juga : Libur Panjang Kerek Angka Kasus Corona

“Utamanya yang outdoor. Lengkap dengan fasilitas wastafel, hand sanitizer, jaga jarak dan sistem ticketing yang meminimalisir antrean. Dalam kondisi ini, jangan ambil risiko. Jika pengendalian tidak dilakukan ketat, penyebaran strain baru Corona akan merugikan,” ujar Dicky, mengingatkan.

Epidemiolog dari Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan, jika tempat wisata dibuka, maka pengunjung diwajibkan swab test antigen.

“Pasti deh ribuan orang di tempat wisata ada yang terpapar. Kalau ada kerumunan, pasti penularan meningkat. Kalau screening tak dilakukan, akan memicu muncul klaster baru,” jelas Miko.

Sebab itu, dia menyarankan pemerintah pusat dan daerah mengambil keputusan tegas. Tidak ambigu. Selain itu, gencar mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya protokol kesehatan, yakni mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker.

“Seharusnya tak ada tawar menawar lagi. Perketat, jangan sampai kasus Covid-19 melonjak seperti India,” tegasnya. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.