Dark/Light Mode

Jakarta Sudah Hijau

Anies Bicara Pemimpin Kosmetik

Senin, 23 Agustus 2021 07:45 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam diskusi virtual bertajuk
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dalam diskusi virtual bertajuk "Peran Masjid di Tengah Pandemi Covid-19", Minggu (22/8/2021). (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Jika target penanganan Corona tidak tercapai berdasarkan laporan data yang ada, hal itu menunjukkan sistemnya tidak berjalan. “Lagi-lagi kalau kita membangun sistem, nggak bisa dicitrakan, nggak bisa pake kosmetik,” ujar Anies.

Di tempat terpisah, Wakil Gubernur DKI Jakarta, Ahmad Riza Patria mengklaim Ibu Kota sudah berstatus zona hijau. Perubahan zona ini seiring dengan percepatan vaksinasi, sehingga tercipta herd immunity atau kekebalan komunal. Meski begitu, Riza tetap meminta warga tak abai protokol kesehatan.

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman mengapresiasi kinerja Pemprov DKI dalam menangani pandemi. Bukan hanya sukses mencapai target vaksinasi, tetapi juga konsisten menerapkan 3T. “Patut dicontoh oleh daerah lain,” pesannya, kemarin.

Baca juga : KBRI Tokyo Siap Bantu Atlet Indonesia Di Paralimpiade Tokyo

Meskipun kasus Corona terkendali, Dicky sepakat, Jakarta jangan terburu-buru mencabut PPKM Level 4. Karena seluruh daerah di dunia ini harus tetap mewaspadai varian Delta ini.

“Sebagai kota metropolitan, Jakarta banyak didatangi warga dari wilayah penyangga. Tiba-tiba bisa saja kasus meledak lagi,” imbuhnya.

Terkait tingginya vaksinasi di Jakarta, Dicky tidak sepakat kalau kemudian Ibu Kota diklaim sudah mencapai herd immunity. Sekalipun vaksinasinya lebih dari 70 persen. “Di dunia, meski pakai vaksin yang efikasinya tinggi, belum bisa mengklaim kapan herd immunity. Apalagi Indonesia,” terangnya.

Baca juga : Kasus Suap Pajak, KPK Garap PNS Dan Konsultan Pajak

Sementara itu, Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komarudin justru menyoroti bahasa Anies yang menyinggung pemimpin kosmetik. Kata dia, istilah yang dipakai Anies itu untuk menyinggung pihak lain yang selama ini lebih sibuk pencitraan dalam menangani pandemi.

“Anies menganggap pihak yang dikritiknya menangani pandemi tak apa adanya, tapi ada apanya. Dan tak sesuai data. Tapi data yang dimainkan. Sehingga, seolah-olah hasilnya bagus,” ulas Ujang.

Siapa yang disindir? “Mungkin saja lawan politiknya. Atau menyindir pihak yang selama ini nyinyir padanya,” kata Direktur Eksekutif Indonesia Political Review ini.

Baca juga : Doa Penutup Sidang Tahunan MPR: Ya, Allah, Bimbing Para Pemimpin Kami

Selain itu, Ujang juga menilai, bisa saja Anies sedang membandingkan penanganan pandemi di DKI, pusat, atau daerah lain. Karena dinilai banyak data yang dipoles. “Padahal kenyataannya, sebaliknya,” tegasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.