Dark/Light Mode

Peran Anak Muda dalam Menghadapi Krisis Iklim Guna Mengurangi Emisi Gas

Minggu, 24 Maret 2024 17:26 WIB
Kerumunan orang demo mengenai perubahan iklim. (Foto: pexels)
Kerumunan orang demo mengenai perubahan iklim. (Foto: pexels)

Lingkungan merupakan bagian kehidupan dari manusia, begitu juga dengan energi. Jika tidak ada energi, maka lingkungan hanya menjadi ruang kosong yang hampa. Namun kondisi lingkungan saat ini sedang tidak baik-bak saja, dikarenakan dunia sedang mengalami krisis iklim, dengan suhu bumi lebih tinggi. Menurut laporan dari Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), suhu bumi mengalami peningkatan sebesar 1,09 derajat Celcius pada tahun 2011-2020 dibandingkan tahun 1850-1900.

Lalu, apa yang menjadi penyebab dari krisis iklim? Dan apa saja dampak yang akan terjadi?

Krisis iklim disebabkan oleh beberapa hal. Pertama yaitu penggunaan transportasi, dikarenakan sebagian besar mobil, truk, kapal, dan pesawat menggunakan bahan bakar fosil, maka hal tersebut menjadikan transportasi sebagai salah satu penyumbang utama gas rumah kaca, khususnya dalam emisi karbon dioksida. Kedua, menebang hutan karena beberapa alasan seperti dijadikan padang rumput atau lahan pertanian. Saat pohon ditebang, hal itu dapat menyebabkan emisi dan melepaskan karbon.

Ketiga, industri manufaktur, mesin yang digunakan dalam proses manufaktur sering kali menggunakan batu bara, minyak, atau gas, dan beberapa bahan, seperti plastik yang terbuat dari bahan kimia dan bersumber dari bahan bakar fosil. Oleh karena itu, industri manufaktur merupakan salah satu penyumbang emisi gas rumah kaca terbesar di dunia. Keempat, penggunaan listrik terlalu banyak, bangunan tempat yang kita tinggali serta lembaga atau pemeritah lebih banyak mengonsumsi listrik, dan sebagian besar penggunaan dalam barang rumah tangga seperti penggunaan barang elektronik juga dapat meningkatkan emisi karbon dioksida.

Baca juga : Ini Saran Prof Tjandra Dalam Penanganan Tuberkulosis di Banten

Adapun dampak yang terjadi akibat krisis iklim diantaranya suhu bumi menjadi lebih panas, hingga adanya badai yang lebih parah dan bisa merusak lingkungan, seperti angin topan. Meningkatnya kekeringan yang menjadikan ketersediaan air menjadi minim, lautan memanas dan naik, hingga dapat membuat mencair es yang ada di kutub utara. Risiko kesehatan dan kemiskinan yang meningkat karena adanya beberapa faktor lingkungan yang kurang sehat akibat krisis iklim, dan menjadikan beberapa masyarakat terpuruk dalam kemiskinan. Serta berkurangnya spesies karena kenaikan suhu dan perubahan iklim yang menjadikan risiko kelangsungan hidup spesies darat dan laut menjadi lebih berkurang.

Penerapan energi terbarukan sangat lah penting dalam mengatasi krisis iklim. Karena energi terbarukan mempunyai sumber utama yang meliputi energi matahari, angin, pembangkit listrik tenaga air, panas bumi, dan biomassa, yang berasal dari pembakaran bahan dan limbah tumbuhan atau hewan. Energi terbarukan juga berasal dari sumber yang dapat diisi ulang secara alami dan terus menerus sepanjang hidup manusia.

Sebagian manfaat dari energi terbarukan yaitu tidak melepaskan karbon dioksida atau mencemari udara saat digunakan untuk menghasilkan listrik atau panas. Serta bisa menghasilkan lebih sedikit atau bahkan sama sekali tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca.

Maka dari itu, khususnya untuk anak muda yang akan meneruskan dunia yang di mana tempat kita tinggali sekarang. Mereka diharapkan mampu mengolah dan bertransisi untuk penggunaan energi terbarukan dalam menghadapi krisis iklim.

Baca juga : KPK Ungkap Ada Mark Up Dalam Pengadaan Kelengkapan Rumah Dinas DPR

Kemudian, bagaimana cara anak muda dalam menghadapi krisis iklim yang sedang terjadi Salah satu cara paling efektif untuk memerangi perubahan iklim yaitu dengan bertransisi ke sumber energi terbarukan. Di sini, peran anak muda sangat lah penting, mereka bisa menerapkan beberapa cara dalam menghadapi krisis iklim. Di antaranya:

Pertama, mengubah cara bertransportasi. Transportasi merupakan salah satu penyumbang terbesar emisi gas rumah kaca. Anak muda serta masyarakat lainnya diharapkan bisa bertransisi dalam bertransformasi dengan cara mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, dan berjalan kaki atau bersepeda jika keluar dengan jarak dekat. Serta bisa memilih angkutan umum untuk keluar jarak jauh. Dengan menerapkan hal tersebut, otomatis bisa mengurangi penggunaan emisi gas rumah kaca.

Kedua, menanam pohon atau penghijauan. Setiap tahun ada beberapa hutan di seluruh dunia yang ditebang akibat dibuat untuk lahan pertanian maupun kepentingan lainnya, yang dapat menyebabkan kenaikan emisi gas rumah kaca secara global. Maka dari itu, peran anak muda sangat dibutuhkan dalam menghijaukan kembali hutan yang gundul, dengan cara menanam pohon.

Ketiga, kurangi dan kendalikan penggunaan barang elektronik. Barang elektronik dapat mengeluarkan panas dan emisi karbon. Oleh karena itu, sebagian masyarakat serta anak muda diharapkan untuk mengurangi penggunaan barang-barang elektronik. Dan gunakanlah barang elektronik saat butuh saja, agar dapat mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca juga : Aksi Menteri Nurbaya Diperkuat Fatwa MUI

Kesimpulannya yaitu krisis iklim bisa dihadapi bersama-sama jika melakukan dengan kompak dan secara keseluruhan. Guna meminimalisir tingkat peningkatan gas rumah kaca yang kian hari kian meningkat. Dan kita sebagai anak muda, mempunyai peran yang sangat penting dalam menghadapi ini, karena di masa mendatang, bumi yang kita tinggali tidak sama persis seperti sekarang.

Nadya Hanani
Nadya Hanani
Mahasiswa yang menyukai dunia digital dan menulis.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.