Dark/Light Mode
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
RM.id Rakyat Merdeka - Jusuf Kalla (JK) bersikap bijaksana menyikapi dorongan agar dirinya maju sebagai calon Ketua Umum PBNU periode 2021-2026. Wapres RI ke-10 dan ke-12 ini menegaskan, kursi Ketum PBNU hanya untuk ulama!
Secara tersirat, JK menampik usulan tentang pencalonan dirinya jadi bos NU dalam Muktamar NU di Lampung, akhir tahun ini. Meski berdarah Nahdliyin dan saat ini menjabat sebagai Dewan Mustasyar NU, JK ogah melangkahi para ulama yang dinilai lebih pantas ketimbang dirinya.
Baca juga : Al-Qur`an: Membumi Untuk Melangitkan (3)
Menurut Ketua Umum PMI Pusat ini, NU adalah organisasi kebangkitan ulama. Maka, pemimpinnya harus ulama. "Nahdlatul Ulama itu kebangkitan para ulama. Jadi yang pimpin mesti ulama juga,” kata JK, usai melantik Pengurus PMI Maluku Utara, kemarin.
Sebulan menjelang Muktamar ke-34 PBNU di Lampung, bursa perebutan kursi ketum masih didominasi dua bakal calon: KH Said Aqil Siradj selaku incumbent dua periode dan Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya. Belum ada tokoh lain di luar dua nama itu, yang dijagokan dan punya basis dukungan kuat.
Baca juga : Al-Qur`an: Membumi Untuk Melangitkan (2)
Namun, Minggu (14/11), tiba-tiba, Deputi Balitbang DPP Partai Demokrat, Syahrial Nasution, mengusulkan agar JK mau menjadi calon Ketua Umum PBNU. Menurut dia, JK punya cukup banyak pengalaman sehingga layak memimpin PBNU.
“Seandainya beliau berkenan memimpin NU ke depan, tentu makin membuat besar organisasi Nahdliyin,” kata Syahrial, lewat keterangan tulisnya.
Baca juga : Jusuf Kalla Tegaskan Porsinya Para Ulama
Apa JK memenuhi persyaratan? Dia bilang, di NU, JK bukan hanya sebatas Nahdliyin biasa. Meskipun jarang membawa seragam NU, JK masuk dalam jajaran kepengurusan PBNU 2015-2020, sebagai Mustasyar atau Dewan Penasihat. Di Mustasyar NU, JK menjabat bersama kiai-kiai sepuh, seperti Ahmad Mustofa Bisri alias Gus Mus dan Nasaruddin Umar.
“Dengan segala pengalaman dan kemampuannya, saya yakin NU ke depan akan makin besar di bawah kepemimpinan Pak JK. Hanya kesediaan beliau saja yang harus ditanyakan,” jelas Syahrial.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.