Dark/Light Mode

KABEL-KABEL KOTA

Sabtu, 20 November 2021 12:15 WIB
Tantan Hermansah, Doktor Sosiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pengampu MK Sosiologi Perkotaan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Anggota Komisi Infokom MUI Pusat
Tantan Hermansah, Doktor Sosiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pengampu MK Sosiologi Perkotaan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Anggota Komisi Infokom MUI Pusat

 Sebelumnya 
Kota yang cantik, indah dan nyaman yang bisa untuk dijadikan referensi hidup serta memajukan keberadaban manusia itu sendiri, adalah kota yang bukan hanya indah dari sisi visualisasi, tetapi juga dari sisi perencanaan dan manajemen yang terstruktur terintegrasi dalam berbagai aspeknya. Kesatuan antara fungsi dan estetika sangat penting diperhatikan.

Sebaliknya, ada kota-kota yang kemudian tidak enak dipandang karena memang tidak didesain dengan apik, tidak memperhatikan nilai-nilai estetika dan fungsi sosial, kognisi dan kebudayaannya.

Kota-kota seperti ini mencerminkan bagaimana para pengelola dan para pemangku kepentingan di dalamnya tidak peduli terhadap keindahan visualisasi ruang, bahkan mungkin juga tidak peduli pada hasil perencanaan pembangunan yang dibuatnya.

Baca juga : Banjir Terjang Kecamatan Kalibaru Banyuwangi, 53 rumah Terendam

Satu di antara sekian banyak yang memberikan pengaruh kepada indahnya sebuah kota adalah pengelolaan beragam jaringan. Jalan tempat orang-orang hilir mudik, drainase tempat manajemen aliran air, serta jaringan kabel-kabel yang di dalamnya mengalirkan internet, listrik dan sebagainya, pun memberikan pengaruh kepada keindahan dan kenyamanan kota.

Sudah lama kita sering melihat bagaimana para pelaku bisnis yang melakukan aktivitas bisnis di perkotaan, kemudian sangat tidak peduli dengan persoalan visualisasi kota.

Bisa jadi, hal ini terjadi karena mungkin saja pemerintahnya juga tidak memperhatikan bahwa dari hal-hal yang kecil (atau besar?) itu kita bisa menangkap makna, bagaimana tingkat kepedulian atau keacuhan para pengelola kebijakan terhadap kebijakannya sendiri.

Baca juga : Longsor Banjarnegara, 4 Orang Meninggal Dunia

Satu di antaranya persoalan visual dan signifikan yang bisa kita sebut adalah pengelolaan jaringan berbasis kabel: listrik, telepon dan kabel listrik. Banyak sekali kabel ini melintang bertumpuk dan sangat tidak elok dipandang mata.

Kita melihat kabel-kabel itu bukan hanya mengganggu pemandangan mata, tapi juga seperti memberikan makna kepada kita, betapa semrawutnya model tata laksana dan tata kelola perkabelan ini di kawasan perkotaan. Bahkan ada yang terlihat hanya disangga kayu yang tidak tahan cuaca, karena kabel-kabel itu mengganggu rumah, ruko, pintu gerbang perumahan, kantor-kantor dan sebagainya.

Jika kita melihatnya lebih dalam, masalah perkabelan ini mencerminkan juga ada ego antar instansi atau lembaga yang mengatur dan berhubungan dengannya.

Baca juga : Ketua KPK: Pendidikan Antikorupsi Lindungi Anak-Anak Dari Bahaya Laten Korupsi

Contoh, di pinggir rumah tempat saya tinggal, ada empat tiang (plus satu tiang untuk papan nama jalan) yang dipergunakan untuk menyangkutkan kabel-kabel tersebut. Padahal kalaupun keempat kabel dan papan nama dipasangkan pada satu tiang saja, pun sangat cukup dan justru lebih teratur.

Begitu pun di tempat lain sepanjang jalan yang saya lewati dari Ciputat sampai Bogor, banyak sekali kabel yang menumpuk di berbagai titik tiang tersebut, dengan visualisasi yang tidak indah, bahkan cukup mengganggu pemandangan sepanjang jalan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.