Dark/Light Mode

Hadapi Corona Nataru

Jokowi Belum Plong

Rabu, 24 November 2021 07:33 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: Biro Pers)
Presiden Jokowi. (Foto: Biro Pers)

 Sebelumnya 
Terakhir, Jokowi menginstruksikan jajarannya untuk mempercepat laju vaksinasi virus Corona. Kalau perlu door to door atau dari rumah ke rumah. Ia ingin pada akhir tahun ini 70 persen masyarakat Indonesia sudah divaksinasi.

Menanggapi arahan tersebut, Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan, pihaknya terus memantau perkembangan Corona baik di dalam negeri maupun di negara lain. Tujuannya tak lain untuk meningkatkan kewaspadaan. Saat ini, kata dia, di berbagai negara Eropa ini sedang terjadi lonjakan akibat varian Delta dan turunannya.

Lalu bagaimana Corona saat ini? Eks wakil menteri BUMN ini mengungkapkan, ada kenaikan kasus di 19 kota. Dua di antaranya mengalami kenaikan 4 minggu berturut-turut, yaitu Fak Fak dan Purbalingga. Ada juga yang mengalami peningkatan selama tiga pekan berturut-turut, seperti Lampung Utara.

Baca juga : Cegah Corona Meroket, Libur Nataru Di Rumah Saja Deh

Meski begitu, Budi menilai, peningkatan kasus itu, masih relatif kecil. Tingkat keterisian rumah sakit dan positivity rate masih rendah. Ia menginstruksikan, Pemda agar meningkatkan tes dan pelacakan di daerahnya. “Kita mengikuti terus daerah-daerah ini agar jangan sampai kita terlambat kalau nanti ada kenaikan,” kata Budi.

Anggota Sub Bidang Mitigasi Satgas Covid-19, dr. Falla Adinda mengingatkan Pemda, pengelola tempat wisata, pemilik restoran dan hotel, agar menaati kebijakan pemerintah yang akan menetapkan PPKM Level 3 di libur Nataru. Ketegasan semua pihak dalam menjalankan prokes menjadi kunci efektifitas mencegah lonjakan kasus setelah Nataru. “Kebijakan diambil untuk selamatkan nyawa manusia. Karena ketika lonjakan kasus terjadi, bukan hanya nyawa manusia melayang, tapi fasilitas kesehatan drop lagi,” kata Falla.

Lalu bagaimana perhitungan epidemiolog? Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mendorong pemerintah membuat aturan yang jelas dalam penerapan PPKM Level 3 pada libur Nataru. Dicky menilai, pelonggaran PPKM yang tidak terukur kuat dan strategi komunikasi yang tidak memadai membuat masyarakat kini menjadi cenderung abai terhadap penerapan protokol kesehatan.

Baca juga : Jokowi Lembut Suaranya

Padahal, lonjakan masih sangat mungkin terjadi, mengingat jumlah populasi yang belum memiliki imunitas baik karena belum divaksinasi dan belum terinfeksi masih cukup signifikan, setidaknya 40 persen dari total populasi.

Selain itu, saat ini adanya perburukan situasi pandemi di Eropa, Asia dan Kawasan ASEAN. Hal ini harus menjadi sinyal serius perlunya upaya pengetatan 3T, 5M, dan akselerasi vaksinasi.

“Karenanya, jika kita tidak berhati-hati, masa nataru menjadi momen yang rawan, sehingga kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan harus lebih ketat, apalagi dengan mobilitas yang tinggi dan masa karantina yang dipersingkat,” ujar Dicky, kemarin. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.