Dark/Light Mode

Dampak Pandemi Covid-19 Berkepanjangan

Kasihan, Banyak Anak Kurang Gizi Dan Mengalami Stunting

Jumat, 3 Desember 2021 06:20 WIB
Plt. Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi dalam acara dialog bertajuk Bebas Stunting di Masa Pandemi. (Foto: Rm.id).
Plt. Dirjen Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Kartini Rustandi dalam acara dialog bertajuk Bebas Stunting di Masa Pandemi. (Foto: Rm.id).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pandemi Covid-19 yang berlangsung selama dua tahun tak cuma membatasi dunia bermain anak, juga pertumbuhan mereka. Banyak anak Indonesia mengalami stunting.

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Plt Dirjen Kesmas Kemenkes) Kartini Rustandi mengatakan, masa pandemi Covid-19 berdampak pada meningkatnya persentase stunting anak.

“Kalau kita bicara pandemi, ada beberapa dampak. Berapa besarnya sedang dalam kajian,” kata Kartini dalam acara dialog bertajuk Bebas Stunting di Masa Pandemi.

Kartini menyebut, ada beberapa hal yang menyebabkan kenaikan stunting. Antara lain, masih ada ibu-ibu yang takut membawa anaknya ke Puskesmas untuk pemeriksaan rutin dan imunisasi.

Baca juga : Imbauan Buat Waspada, Bukannya Nakut-Nakutin

Kemudian, kata Kartini, adanya penerapan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beberapa waktu lalu, membuat sejumlah fasilitas kesehatan di beberapa daerah tidak beroperasi.

“Itu dulu. Tapi sudah ada upaya kami membantu masyarakat untuk melakukan pemeriksaan pada ibu hamil, anak-anak, bayi dan balita untuk memantau pertumbuhan perkembangannya,” jelasnya.

Menurut Kartini, penyebab stunting pada anak bukan hanya kurang asupan makanan, juga dipengaruhi pola asuh, budaya, sarana prasarana pendukung hidup sehat dan tingkat kemiskinan.

Masalah stunting harus dicegah sejak dini. Mulai dari remaja perempuan, calon pengantin, ibu hamil dan bayi baru lahir. Setelah bayi lahir, maka mendapatkan ASI dan juga pola makan yang sehat.

Baca juga : Kunjungi Korban Longsor Banjarnegara, Mensos Salurkan Bantuan Logistik Dan Santunan Kematian

“Apabila bayi mengalami kekurangan gizi, maka pemerintah akan memberikan makanan tambahan,” kata Kartini.

Netizen mengingatkan pemerintah tidak membiarkan kasus stunting meningkat akibat pandemi Covid-19 yang berkepanjangan.

Akun @hum_initiative mengakui, selama pandemi Covid-19 anak sangat rentan kekurangan gizi. Hal itu sebagai dampak dan risiko penurunan daya beli.

“Setelah pandemi akan ada sekitar 7 juta anak di bawah usia 5 tahun mengalami stunting di Indonesia,” ujarnya.

Baca juga : Banjir Terjang Kecamatan Kalibaru Banyuwangi, 53 rumah Terendam

Akun @Zulfaaacern menyambung. Dia bilang, stunting anak terus meningkat semenjak pandemi Covid-19. Hal ini terjadi karena ekonomi keluarga terkena dampak.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.