Dark/Light Mode

Prihatin Dua Kepala Daerah Di-OTT KPK, Sudirman Said: Wajah Kekuasaan Harus Dilengkapi Keluhuran

Jumat, 14 Januari 2022 19:31 WIB
Sudirman Said. (Foto: Ist)
Sudirman Said. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lagi-lagi sejumlah pejabat publik ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Pekan lalu, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi yang diciduk dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT). Kemarin, giliran Bupati Penajam Paser Utara Abdul Gafur Ma'sud yang dicokok komisi pimpinan Firli Bahuri cs itu.

Sementara itu, Menkopolhukam Mahfud MD menceritakan, ada menteri yang meminta setoran puluhan miliar rupiah dari Dirjennya. Sampai kapan hal begini akan terjadi? Ini sungguh memprihatinkan. Mengapa ini terjadi terus menerus?

Ketua Institute Harkat Negeri (IHN) Sudirman Said menyatakan, hal itu terjadi lantaran ada kecenderungan bahwa kekuasaan dipersepsikan terlalu berat sebelah.

Baca juga : Dikabarkan Di-OTT KPK, Segini Nih Harta Kekayaan Wali Kota Bekasi

"Kekuasaan lebih dilihat sebagai peluang, diskresi untuk melakukan perbuatan tertentu, previles, dan simbol-simbol kekuatan atau power," ujarnya kepada wartawan, Jumat (14/1).

Sementara itu, sisi luhur dari kekuasaan yaitu tanggung jawab, amanah, keteladanan akan kebaikan, semakin jauh dari panggung publik. Akibat dari cara pandang kekuasaan yang berat sebelah, menurut mantan menteri ESDM ini, banyak pemegang kekuasaan publik yang bersikap aji mumpung.

"Mereka menggunakan otoritas dan diskresinya untuk mengakumulasi manfaat personal, bentuk yang paling nyata adalah korupsi, kolusi, dan nepotisme," imbuhnya.

Baca juga : Prihatin Pemberhentian Periset Eijkman, Sudirman Said: Rasio Peneliti Di Indonesia Masih Sangat Rendah

Diingatkan Sudirman, kecenderungan ini membahayakan bagi kredibilitas kekuasaan publik itu sendiri. Juga, bagi pembangunan nilai-nilai dalam interaksi penyelenggaraan negara.

Publik banyak disuguhi contoh buruk, sikap koruptif, tindakan manipulatif menggunakan kekuasaan publik. Sebaliknya, tampilan kekuasaan yang mengedepankan sikap amanah, tanggung jawab, pengorbanan bagi orang banyak, dan keteladanan akan nilai-nilai luhur semakin langka. "Keadaan ini berbahaya bagi penguatan nilai-nilai terutama untuk generasi mendatang," ingat Sudirman.

Karena itu, para elit bangsa, harus bahu membahu mengembalikan nilai-nilai luhur pada kekuasaan. Yang sedang duduk memegang otoritas baik di eksekutif, legislatif, dan yudikatif, kata Sudirman, harus diingatkan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.