Dark/Light Mode

Omicron Bikin Tegang

Luhut Bicara Hidup-Mati

Jumat, 21 Januari 2022 08:57 WIB
Komandan PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Kemenko Marves)
Komandan PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan (Foto: Kemenko Marves)

 Sebelumnya 
Jubir Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, kasus Omicron masih didominasi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Dari 1.078, sebanyak 756 orang adalah PPLN. Sementara, 257 akibat transmisi lokal. Adapun 65 kasus lainnya masih dalam penyelidikan epidemiologis untuk menentukan apakah transmisi lokal atau dari PPLN.

Dia pun meminta masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan serta segera mendapatkan vaksinasi di tempat pelayanan kesehatan terdekat. Sebab, vaksin terbukti mengurangi kesakitan jika terpapar Corona.

Baca juga : Jokowi Minta Dipercepat

DKI Jakarta menjadi salah satu provinsi penyebaran Omicron. Kemenkes menyebut, ada lima daerah yang dikategorikan merah di DKI. Daerah itu adalah Kalideres, Kebon Jeruk, Kebayoran Baru, Cilandak, dan Senen.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat, total kasus Omicron di Ibu Kota mencapai 988 orang. Sebanyak 663 di antaranya PPLN dan 325 orang transmisi lokal.

Baca juga : GYT Tawarkan Alat Masak Tunjang Gaya Hidup Sehat

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menilai, Indonesia terlambat membendung penyebaran Omicron. Menurutnya, secara angka psikologis dan epidemiologis, untuk bisa mengendalikan kasus adalah dengan testing, tracing, dan treatment (3T) pada 200 kasus. Di atas 200 kasus, Pemerintah akan kesulitan melakukan 3T.

Dia menerangkan, tak ada negara yang bisa mengejar pelacakan kasus Omicron. Soalnya, Omicron bisa menyebar dalam 2-3 hari dan kecepatannya dua kali dari varian Delta. Selain itu, Omicron ini tidak hanya menginfeksi yang belum divaksin Covid-19, tapi juga pada orang-orang yang sudah divaksin.

Baca juga : Kena Omicron, Apa Yang Harus Dilakukan?

Namun, menurut Dicky, masih ada peluang untuk mengurangi dampak penyebaran Omicron. Yaitu dengan menggencarkan vaksinasi. Terutama untuk kelompok rentan. "Kita harus loncat mengambil jalan pintas melindungi kelompok rawan, yaitu lansia, anak belum bisa divaksin, dan komorbid," sarannya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.