Dark/Light Mode

Terkuak Saat KPK Lakukan OTT

Hah! Ada Penjara Manusia Di Rumah Bupati Langkat

Selasa, 25 Januari 2022 07:25 WIB
Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Kamis (20/1/2022). (Foto: Tedy Kroen/RM.id)
Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin Angin usai menjalani pemeriksaan di gedung KPK, Jakarta, Kamis (20/1/2022). (Foto: Tedy Kroen/RM.id)

 Sebelumnya 
Terlebih lagi pemerintah Indonesia telah meratifikasi Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Hukuman Lain yang Kejam, Tidak Manusiawi, dan Merendahkan Martabat Manusia melalui Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1998.

Oleh karena itu pihaknya melaporkan temuan itu kepada Komisi Nasional HAM. Menanggapi hal itu, Komisioner Komnas HAM Muhammad Choirul Anam, mengatakan bahwa pihaknya segera melakukan investigasi.

Penyelidikan dilakukan untuk menjawab beberapa pertanyaan mengenai keberadaan kerangkeng manusia ini. Misalnya, mengenai jumlah pasti pekerja yang dikurung di sana, dari mana asal para pekerja, sejak kapan praktik itu terjadi, hingga keterkaitan Terbit dengan perkebunan sawit.

Baca juga : Kakak Kandung Bupati Langkat Bungkam Soal Kerangkeng Manusia Di Rumah Adiknya

“Jadi berbeda dengan kasus korupsinya, ini bisa kena penyiksaan, bisa juga kena perdagangan orangnya,” kata Anam.

Sebelumnya, KPK menetapkan Terbit sebagai tersangka kasus suap pengadaan barang dan jasa.

Terbit diduga menerima suap terkait pengadaan barang dan jasa 2020-2022 Pemkab Langkat. Diduga, Terbit memerintahkan anak buahnya untuk berkoordinasi memilih pihak rekanan yang akan dimenangkan atas proyek di Dinas PUPR dan Dinas Pendidikan.

Baca juga : Ada 40 Pekerja Sawit Yang Diduga Disiksa Dalam Kerangkeng Bupati Langkat

Selain Terbit, lembaga antirasuah menetapkan saudara kandung Terbit, Iskandar PA, dan empat kontraktor, yakni Marcos Surya Abdi, Shuhanda Citra, Isfi Syahfitra, dan Muara Perangin-angin, sebagai tersangka.

Terbit diduga mematok fee 15 persen dari setiap proyek yang pemenangnya ditentukan lewat tender. Sementara, fee proyek penunjukan langsung lebih be­sar: 16,5 persen.

Salah satu proyem yang dikerjakan tersangka Marcos bernilai Rp 4,3 miliar. Beberapa proyek ada yang dikerjakan perusahaan milik Terbit dengan meminjam bendera perusahaan kakaknya. [BYU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.