Dark/Light Mode

Setelah Ganjar

Wadas-Gate Ditembakin Ke Mahfud

Jumat, 11 Februari 2022 08:48 WIB
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. (Foto: dok: Kemenko Polhukam).
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD. (Foto: dok: Kemenko Polhukam).

RM.id  Rakyat Merdeka - Insiden membara yang terjadi di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah masih jadi obrolan hangat. Namun, kini sasaran tembak dalam kasus tersebut bukan lagi ke Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo. Menko Polhukam, Mahfud MD yang sempat membuat pernyataan soal Wadas-gate, jadi sasaran tembak baru.

Kemarin, Desa Wadas yang selama 2 hari ini sempat mencekam, mulai lebih adem. Meskipun masih banyak aparat keamanan yang berjaga-jaga, namun tidak sampai terjadi gesekan seperti 2 hari lalu. Puluhan warga yang sempat diciduk ke kantor polisi, juga sudah dipulangkan.

Namun, protes terkait tindakan represif aparat dan proyek penambangan batu andesit di Wadas, masih belum padam. Pernyataan sikap yang disampaikan sejumlah pihak, mulai dari Ganjar, Kepolisian hingga Mahfud MD, tak cukup menentramkan suasana.

Bahkan, pernyataan Mahfud yang bilang aparat kepolisian sudah bekerja sesuai prosedur di Wadas, malah jadi “peluru” baru mereka yang menolak tragedi Wadas. Berbagai protes dilayangkan, membantah pernyaaan Mahfud tersebut.

Baca juga : Maunya Anies Ditolak Luhut

Direktur Amnesty International Indonesia, Usman Hamid mengatakan, pernyataan Mahfud itu, tidak sesuai fakta di lapangan. Menurutnya, penjelasan Mahfud bahwa polisi sudah bertindak sesuai prosedur, sangat fatal.

“Karena sebenarnya yang dijamin adalah keamanan pejabat negara yang turun ke lokasi,” kata Usman, dalam keterangan tertulisnya, kemarin.

Usman tidak membantah, saat insiden terjadi, tidak ada tembakan yang dilakukan petugas. Namun, kalau dibilang sama sekali tidak ada tindak kekerasan, itu memutarbalikkan fakta. Dia juga membantah, polisi sudah bertindak atas permintaan untuk pengawalan keamanan masyarakat agar tidak terjebak pada konflik horizontal. “Padahal, konflik ini disebabkan kebijakan pemerintah yang memaksakan proyek strategis nasional,” tegasnya.

Protes keras juga disampaikan Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Muhammad Isnur. Dia menuding Mahfud berbohong terkait insiden yang terjadi di Wadas.

Baca juga : Sahabat Ganjar Sebar Sembako Di 5 Titik Ibu Kota Jakarta

“Cerita Pak Mahfud ini jelas tidak berdasar dan berbeda dengan fakta-fakta yang ada di lapangan dan kami lihat, LBH Jogja lihat di lapangan,” kata Isnur.

Isnur menyebut, berdasarkan video yang beredar dari warga Wadas, banyak memperlihatkan aparat kepolisian menangkap warga desa dengan tindakan kekerasan. Selain itu, terdapat video yang menampilkan kekerasan aparat.

“Banyak di video kekerasan terjadi. Ada banyak pemuda termasuk pengacara LBH kena pukul juga, ditangkap oleh kepolisian,” katanya.

Di dunia maya, warganet juga banyak yang protes dengan pernyataan Mahfud. Akun Twitter milik mantan Ketua Mahkamah Konstitusi itu, banyak dimention warganet.

Baca juga : Direvitalisasi, Bandara Halim Perdanakusuma Ditutup Sementara

“Sudah keluar dari akal sehatnya,” kata @pujiwidodo219. “Pak @mohmahfudmd mungkin lupa. Sekarang udah zaman teknologi. Informasi tersebar sangat cepat,” timpal @venomize.

Sebelumnya, sehari setelah insiden Wadas-gate, Mahfud selaku perwakilan dari pemerintah, menyampaikan pernyataan sikap resmi. Kata Mahfud, informasi menggambarkan bahwa situasi di Wadas mencekam, sama sekali tidak benar (hoaks). Menurutnya, Desa Wadas dalam kondisi aman dan damai. Ia mempersilakan jika ada pihak yang mau datang ke Wadas untuk membuktikan langsung situasi di lokasi itu.

Dia pun lantas mewanti-wanti penyebar video insiden di Wadas. Katanya, Polri hingga Badan Intelijen Negara (BIN) memiliki alat yang mengetahui video tersebut telah di-framing.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.