Dark/Light Mode

Negara Lain Deklarasi Merdeka Corona

Luhut Nggak Mau Latah

Selasa, 22 Februari 2022 08:35 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) Luhut B. Pandjaitan dalam Konferensi Pers PPKM yang dilaksanakan secara virtual, Senin (21-02-2021). (Foto: Dok. maritim.go.id).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maves) Luhut B. Pandjaitan dalam Konferensi Pers PPKM yang dilaksanakan secara virtual, Senin (21-02-2021). (Foto: Dok. maritim.go.id).

 Sebelumnya 
Ahli epidemiologi Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengacungkan jempol kepada Luhut, karena tidak mau latah dengan negara-negara yang sudah lambaikan bye-bye sama Corona.

“Wah, saya apresiasi dan salut nih kalau Pak Luhut bicara begitu,” kata Dicky kepada Rakyat Merdeka tadi malam.

Ia menilai Luhut semakin menguasai pengendalian pandemi dan memahami konteks permasalahan yang sebenarnya. “Bagaimana pun kita harus mendasarkan semua strategi ini pada sains,” ingatnya.

Menurut Dicky, pandemi adalah masalah bersama, sehingga perlu kerja sama. Baik yang sifatnya lokal maupun global.

Baca juga : Nose Sanitizer Bisa Matikan Virus Covid, Benar Nggak Sih?

“Gak bisa masing-masing, ini gak peduli, ini melonggarkan. Bahkan ada juga negara mengetatkan, seperti China, Taiwan. Ada juga yang bergradasi melakukan pelonggaran,” tambahnya.

Apalagi, kata Dicky, saat ini Indonesia diamanahkan sebagai presidensi G20, yang harus bisa memberi contoh dan mengingatkan negara lain. Bahwa pandemi ini adalah situasi yang memerlukan pendekatan berbasis sains, tidak didominasi politik dan ekonomi.

“Adanya beberapa negara terutama di Eropa dan sebagian Asia mendeklarasikan damai dengan Covid ini lebih cenderung ke pertimbangan politik ekonomi,” pungkasnya.

Negara-Negara Lain Merdeka Dari Corona

Baca juga : Kok Bisa Negara Lain Ringan, Di Jepang Omicron Ancam Lonjakan Kematian

Mulai Senin kemarin (21/2) Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mencabut semua aturan pembatasan Covid. Ia beralasan, negaranya tak mau lagi terus-terusan membiayai tes Covid hingga 2 miliar paun atau sekitar 38,68 triliun setiap bulannya. Selain juga karena banyaknya protes dari anggota Partai Konservatif yang menilai aturan pembatasan Covid, kejam.

Selain Inggris, Swedia juga sudah secara terbuka mendeklarasikan diri merdeka dari Covid. “Saya sampaikan (pandemi) ini berakhir,” kata Menteri Kesehatan Swedia, Lena Hallengren, Kamis (10/2) lalu.

Begitupun Denmark. Mereka jadi negara pertama di Uni Eropa yang membatalkan semua aturan pembatasan Covid, sejak 1 Februari lalu. Negara 10 besar Indeks Pembangunan Manusia (IPM) tertinggi ini tak lagi menganggap Covid sebagai penyakit kritis secara sosial.

Demikian halnya dengan Norwegia. Mereka melepas kekangan aturan Covid sejak 12 Februari lalu. Pelonggaran serupa juga dilakukan Prancis sejak awal bulan ini.

Baca juga : Menaker, Kasian Sekali Ya... Semoga Nggak Babak Belur

Negara lain, seperti Jerman, Swiss, Norwegia, hingga Austria juga tak sabaran kepingin menghirup udara segar, seperti sebelum pandemi. Beberapa diantaranya, bakal mencabut semua aturan pembatasan Covid akhir bulan ini dan bulan depan. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.