Dark/Light Mode

Kurikulum Merdeka Dan Peningkatan Minat Belajar Siswa

Kamis, 3 Maret 2022 16:42 WIB
Nurlaeli, M.Pd. (Foto: Istimewa)
Nurlaeli, M.Pd. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Bagi guru, dengan Kurikulum Merdeka ini, mereka tidak lagi dibebankan dengan pencapaian Kriteria Kelulusan Minimum (KKM) dan tuntutan materi pelajaran yang menumpuk. Dengan penerapan Kurikulum Merdeka, guru lebih bisa bereksplorasi dan berkreativitas.

Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif. Misalnya dalam pembelajaran melalui kegiatan projek, akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Baca juga : Reses Ke Subang, Warga Keluhkan Kelangkaan Minyak Goreng Kemasan

Pembelajaran dengan berbasis projek atau project based learning dapat diterapkan di hampir seluruh mata pelajaran pada Kurikulum Merdeka. Sebagai contoh, pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Pada materi pokok pelaksanaan khutbah, tabligh, dan dakwah, peserta didik tidak hanya diberikan penugasan yang bersifat kognitif, tetapi juga dapat berupa projek. Dalam dakwah misalnya, dakwah aplikasi dakwah di lapangan bisa berupa dakwah bil lisan (dengan ucapan), bil hal (dengan perbuatan) dan bil kitabah (dengan tulisan).

Pada pembelajaran berbasis projek, peserta didik dapat menganalisis dan mengidentifikasi terlebih dahulu permasalahan di lingkungan sekitarnya. Dari hasil analisis tersebut dapat diperoleh permasalah apa yang harus diatasi di lingkungan tersebut. Kemudian siswa mempresentasikannya dan melakukan praktik langsung ke lapangan. Misal, di lingkungan dengan kategori masyarakat miskin, dakwah yang dilakukan tidak cukup dengan bil lisan, tetapi yang urgen adalah dakwah bil hal. Dakwah bil hal ini dapat dilakukan dengan berbagi kepada yang membutuhkan. Guru kemudian mengarahkan agar siswa membuat program berbagi, berdonasi, dan terjun langsung ke lapangan. 

Baca juga : Heroik, Perjuangan WNI Tinggalkan Ukraina Saat Pertempuran Sengit

Selain, menyenangkan pembelajaran seperti ini juga tentunya dapat mengembangkan karakter dan kompetensi profil Pelajar Pancasila. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa tujuan ataupun output dari pendidikan Indonesia saat ini diharapkan bisa membentuk setidaknya enam profil, yaitu; berakhlak mulia, bernalar kritis dalam memecahkan masalah, mandiri, kreatif, mempunyai sikap gotong royong, dan mempunyai sikap kebhinekaan. Enam output ini, oleh Nadiem Makarim, disebut dengan enam profil pelajar Pancasila.

Hal ini tentu sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), yang menyebutkan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Baca juga : Di Forum Merdeka, Wapres Tekankan Pentingnya Pemulihan Ekonomi

Menurut Azyumardi Azra, dalam menghadapi era globalisasi ini, peran pendidikan adalah mempersiapkan anak bangsa baik secara individual maupun sosial, supaya memiliki kompetensi, keterampilan, etos kerja dan motivasi untuk beradaptasi aktif dalam aktualisasi dan institusionalisasi masyarakat madani (Azyumardi: 2006). Ide Merdeka Belajar jilid kelima belas ini seakan menjadi harapan besar dalam menegaskan kembali tujuan pendidikan tersebut.***

Penulis: Guru Pendidikan Agama Islam di SMKI Insan Mulia Tangerang dan SD Muhammadiyah Bojongnangka, Tangerang

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.