Dark/Light Mode

Pulang Dari Saudi

Luhut Tak Bawa Fulus

Jumat, 4 Maret 2022 08:40 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan baru saja kembali dari kunjungan kerjanya ke Riyadh, Arab Saudi pada tanggal 1 – 2 Maret 2022. (Foto: Dok. Kemaritiman).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan baru saja kembali dari kunjungan kerjanya ke Riyadh, Arab Saudi pada tanggal 1 – 2 Maret 2022. (Foto: Dok. Kemaritiman).

 Sebelumnya 
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai wajar saat ini Luhut belum berhasil bawa banyak duit dari investor di Arab Saudi. Soal IKN, kata Bhima, saat ini banyak investor masih wait and see. Sekalipun sudah ada undang-undangnya, investor masih menunggu rancangan teknis.

“Karena ini pembangunan IKN, investor swasta juga melihat apakah mereka terlibat penanaman modal secara langsung atau cukup membeli surat utang pemerintah atau BUMN,” ujarnya saat dihubungi, semalam.

Masalah lain yang juga jadi pertimbangan politik, yakni risiko politik. Swasta tentu berhitung, peluang dilanjutkannya proyek IKN, bila nanti pucuk pimpinan di Indonesia berganti usai Pilpres 2024. Ditambah lagi, progres IKN saat ini masih dalam tahap rancangan. Bahkan, belum ada anggaran di Kementerian PUPR. Artinya, baik investor seperti Arab Saudi atau pengelola dana global akan masuk jika pemerintah sudah membangun infrastruktur dasarnya.

Baca juga : De Vrij Mau Ikut Jejak Conte Ke Spurs

“Itu yang menjadi tantangan. Kalau ditanya, ini baru penjajakan awal. Belum tentu investasi swasta di IKN menarik,” ulas Bhima.

Bima lantas mengungkapkan data investasi yang masuk ke tanah air belakangan ini. Menurutnya, keterlibatan swasta dalam pembangunan infrastruktur atau Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) maksimal hanya berkisar 10-15 persen.

“Sementara untuk IKN ini, target yang dipatok pemerintah cukup ambisius. KPBU-nya (Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha) tinggi sekali targetnya untuk pendanaan IKN. Banyak investor yang meragukan itu,” tukas Bhima.

Baca juga : Bisa Bongkar Tak Bisa Masang

Di dunia maya, kunjungan Luhut ke Arab Saudi ini jadi obrolan menarik. Ada yang kecewa Luhut gagal membawa duit buat modal bangun IKN. “Harusnya bawa Ngabalin. Siapa tahu lihat sorbannya bawa rezeki nomplok,” seloroh @elrickynl.

“Mimpi Indonesia terlalu tinggi untuk ibu kota negara baru. Sampai lupa duitnya belum ada,” sindir @dennyarsyad. “Duit Arab emang gurih. Biarin dibilang muka tembok, yang penting dapat utangan,” cuit @Louis_chantika.

“Nyari dana ke Arab tapi nanti proyek yang ngerjain TKA China lagi. Mantab dah,” celetuk @karep_lah. “Gak punya harga diri. Mau bangun malah ngayab kemana-mana cari modal. Mereka pasti punya dubes dan punya penilaian sendiri. Ujung-ujungnya buat China semua,” sahut @NALIMNR.

Baca juga : Pupuk Langka Dan Mahal, Produksi Sawit Terancam

“Semoga pangeran kagak tertarik,” sahut @PutraErlangga95. “Jangan mau. Proyek IKN cuma proyek buang duit, buang waktu. Biarin aja itu opung suruh nyangkul dewe,” pesan @NN4y4r4__. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.