Dark/Light Mode

Ratusan Kasus Terdeteksi

Gejala Siluman Omicron Bisa Berat, Jangan Meremehkan...

Sabtu, 5 Maret 2022 08:00 WIB
Ilustrasi Omicron. (Foto: Pixabay).
Ilustrasi Omicron. (Foto: Pixabay).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus Omicron BA.2 atau yang kerap disebut Siluman Omicron alias anak Omicron, terus bertambah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat, kini ada 332 kasus Siluman Omicron yang berhasil diidentifikasi.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian BA.2 atau Siluman Omicron memang dikhawatirkan memicu gejala berat daripada strain aslinya. Namun, dia menegaskan, temuan Pemerintah sejauh ini belum menunjukkan hal tersebut.

“Sudah ada 332 kasus. Memang ada asumsi bahwa BA.2 Omicron lebih cepat menular dan meningkatkan keparahan,” ujarnya.

Baca juga : Mantan Direktur WHO Minta, Lonjakan Kasus Kematian Omicron Diperhatikan

Nadia mengungkapkan, gejala Covid-19 varian BA.2 yang dilaporkan di Indonesia tidak berbeda dengan tipe awal Omicron. “Masih batuk dan pilek (gejala yang paling banyak dilaporkan),” ungkap Nadia.

Terkait varian Siluman Omicron ini, Nadia menjelaskan, subvarian ataupun varian virus Corona sebenarnya bukan suatu pemeriksaan rutin pada kasus infeksi Covid-19. Sebab, terlepas dari variannya, penanganan maupun perawatan pasien tetap sama.

Tetapi yang menjadi penting adalah kita memahami pola penyebarannya. Sebab itu, varian itu kita identifikasi melalui sistem surveillance.

Baca juga : Bantu Warga Terdampak Gempa Pasaman Barat, Kemenag Salurkan Rp 2,35 M

“Ini sampel yang diambil secara acak mewakili sampel-sampel positif yang ada di Indonesia,” imbuhnya.

Nadia menuturkan, varian virus Corona, baik Alpha, Delta, Beta, maupun Omicron tidak bisa dideteksi dengan tes PCR biasa. Namun demikian, hasil tes PCR dan rapid test antigen dinilai masih sensitif untuk menunjukkan positif atau negatif Covid- 19. “Semua harus dengan genome sequencing,” terang Nadia.

Dikutip dari The Sun, studi ZOE Covid-19 Inggris menemukan gejala Omicron BA.2 cukup beragam. Seperti pilek, sakit kepala, sakit tenggorokan, bersin, batuk terus menerus, suara serak, nyeri sendi/otot tak biasa, demam menggigil, pusing, sakit mata dan telinga.

Baca juga : Bantu Warga Terdampak Gempa Pasaman Barat, BRI Bangun Posko Peduli

Dari data tersebut, tak ada pasien Covid-19 Omicron BA.2 yang mengeluhkan anosmia atau gangguan indra penciuman dan perasa. Nampaknya, keluhan ini memang hanya dominan pada infeksi Covid-19 varian Delta.

Netizen mulai khawatir dengan semakin banyaknya temuan kasus Siluman Omicron. Karena itu, siapa pun diharapkan tidak meremehkan varian Covid-19.

Akun @pandemictalks mengatakan, kasus Omicron BA.2 di Indonesia yang terus naik harus diwaspadai, meski belum mendominasi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.