Dark/Light Mode

Jangan Anggap Enteng, Varian Omicron Tularkan Banyak Orang Dan Mematikan

Selasa, 15 Februari 2022 09:00 WIB
Ilustrasi Omicron. (Foto: Dok. Tumisu/Pixabay)
Ilustrasi Omicron. (Foto: Dok. Tumisu/Pixabay)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus harian Covid-19 di Indonesia sudah mendekati puncak kasus Covid-19 varian Delta pada Juli 2021. Kendati demikian, Pemerintah tetap meminta masyarakat tenang, kurangi kegiatan di luar rumah, disiplin protokol kesehatan (prokes) dan segera vaksinasi.

Pandemictalks mengunggah meme berkaitan dengan terus naiknya kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Kasus harian menca­pai 55 ribu kasus. Semakin mendekati rekor tertinggi gelombang Delta Juli 2021, yaitu 56 ribuan.

“Segera vaksinasi, prokes jangan kendor,” ajak Pandemictalks.

Baca juga : Menaker Digoyang

Akun @daimyosama mengatakan, Pemerintah sudah mengingatkan sejak awal bahwa varian Omicron akan naik berkali-kali lipat dibanding varian Delta. Dia pun meminta masyarakat tetap tenang dan tidak panik “Yang penting angka kematian masih terkontrol,” katanya.

Senada, @Erik mengimbau masyarakat tetap tenang di tengah melonjaknya varian Omicron. Kata dia, tetap beraktivitas seperti biasa dengan tetap prokes. Bila bergejala pilek batuk, segera PCR.

“Dan bila positif, langsung melakukan isolasi terpusat di Wisma Atlet atau rumah sakit. Hindari dirawat di rumah agar tidak menularkan ke orang lain,” imbuhnya.

Baca juga : Kematian Harian Tembus 107, Paling Banyak Disumbang DKI, Jateng, Bali

Akun @Dodit memprediksi varian Omicron tidak akan lama lagi melewati varian Delta. Soalnya, saat ini saja di mana angka kasus naik hanya didominasi Jabodatebek, Jawa Barat dan Banten. Sedangkan daerah-daerah lain belum ikut melonjak.

“Bila di daerah kasus Covid-19 sudah ikut tinggi, baru terjadi puncak Covid-19 var­ian Omicron. Jadi, kita taat prokes dan jaga keluarga masing-masing yang belum vaksin booster secepatnya cari vaksin,” saran dia.

Akun @lari_sore mengenang puncak har­ian kasus varian Delta pada 15 Juli 2021. Saat itu, kasus harian mencapai 56 ribu. Bedanya dengan saat ini, pada tahun lalu pasien yang sembuh hanya 19 ribu, sekarang 32 ribu.

Baca juga : Terapkan Prokes Ketat, Cafe ini Tawarkan Konsep dan Desain Unik

“Yang meninggal waktu itu 1.200-an orang, sekarang hanya 107,” ungkap @lari_sore. “Saat itu banyak orang yang membutuhkan obat dan mencari tabung oksigen serta banyak anggota keluarga yang meninggal dunia,” ujar @seonggokjagung.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.