Dark/Light Mode

Surveilan Sebagai Bagian Intelijen Kesehatan

Senin, 14 Maret 2022 18:00 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: ist)
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: ist)

 Sebelumnya 
Karena itu, surveilan pada hewan menjadi hal yang amat penting, dan hasilnya kemudian perlu dipadukan dengan surveilan pada manusia. Selain pada hewan maka juga harus dilakukan kegiatan surveilan terus menerus pada lingkungan, antara lain sesuai konsep human-animal health-environment interface. 

Selain surveilan lingkungan udara misalnya, atau surveilan lingkungan perkotaan, atau mungkin juga situasi di hutan, maka surveilan limbah merupakan bagian amat penting untuk menilai kecenderungan penyakit dari waktu ke waktu. Salah satu contohnya adalah dalam bentuk National Wastewater Surveillance System, atau dapat juga surveilan limbah untuk menilai perkembangan virus polio dll.

Bentuk keempat adalah surveilan keadaan yang berhubungan dengan terjadinya penyakit. Dalam hal ini perlu dilakukan surveilan tentang perilaku masyarakat menjalankan protokol kesehatan sehubungan Covid-19 misalnya, atau surveilan kebiasaan makan penduduk yang dikaitkan dengan kejadian infeksi saluran cerna, dll. Secara lebih luas lagi maka surveilan bentuk ke empat ini akan meliputi aspek yang oleh WHO disebut sebagai social determinant of health, yaitu adalah kondisi sosial yang mempengaruhi kesempatan seseorang untuk memperoleh kesehatannya. 

Baca juga : Kemendagri Gaungkan Gerakan Bangga Buatan Indonesia

Faktor-faktor itu antara lain seperti kemiskinan, kekurangan pangan, ketimpangan sosial dan diskriminasi, kondisi masa kanak-kanak yang tidak sehat, serta rendahnya status pekerjaan yang dapat merupakan penentu penting dari terjadinya penyakit, kematian, dan ketidakseimbangan kesehatan antar maupun di dalam sebuah negara.

Selain empat bentuk di atas maka ada lagi cara penggolongan lain yang dapat dilakukan. Tetapi apapun cara surveilannya, maka yang amat penting adalah harus di analisa hasilnya untuk dapat menjadi informasi dalam pengambilan keputusan. Ini lah bentuk ke lima dari pelaksanaan surveilan, yang sama pentingnya dengan pengumpulan data secara rutin di lapangan. 

Analisa data ini malah yang terkadang luput dilakukan, atau setidaknya tidak dilakukan dengan seksama. Karena itu amat diperlukan kegiatan analisa data, dapat dalam bentuk Center for Forecasting and Analytics misalnya. 

Baca juga : Airlangga Sambut Baik Saran C20 Untuk Kesuksesan Presidensi G20

Dari kacamata intelijen kesehatan tingkat dunia maka pada Mei 2021 WHO yang didukung pemerintah Jerman membentuk The WHO Hub for Pandemic and Epidemic Intelligence, yang merupakan sarana untuk kerja sama mendapatkan akses bagi data multisektoral serta melakukan inovasi dalam analisa data untuk lima hal penting.

Pertama adalah memprediksi antara lain dengan predictive models for risk analysis, kedua mencegah masalah terjadi, ketiga segera mendeteksi kalau sudah mulai ada masalah kesehatan, keempat melakukan persiapan (preparegdness) dan kelima nantinya melakukan respon pada ancaman kesehatan global. 

Hal yang sama tentunya kita perlukan juga ditingkat nasional, agar kebijakan dapat dibuat berdasar bukti ilmiah yang akurat. Ke lima hal inilah yang dapat dikatakan sebagai salah satu dasar penting intelejensi kesehatan, yang merupakan bagian amat vital dalam pengendalian penyakit, di negara kita dan juga di dunia.

Baca juga : Punya Perkakas Rumah Berkualitas Bagian Dari Penghematan

Prof Tjandra Yoga Aditama

Penulis adalah Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI, Guru Besar FKUI, Mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.