Dark/Light Mode

Pengamat: Pemerintah Jangan Anggap Remeh Ancaman AS Tak Hadiri KTT G20

Sabtu, 9 April 2022 11:02 WIB
Pengamat hubungan internasional, Dinna Prapto Raharja. (Foto: ist)
Pengamat hubungan internasional, Dinna Prapto Raharja. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat hubungan internasional, Dinna Prapto Raharja mengatakan, pemerintah sebaiknya tak menganggap remeh ancaman dari Amerika Serikat (AS) yang menyatakan tak akan hadir di acara KTT G20.

Menurut dia, saat ini sudah bukan lagi "business as usual". Artinya sudah tidak bisa melakukan kegiatan seperti biasa. Keadaan saat ini sedang rumit yang berpotensi menimbulkan dampak negatif. 

Kata Dinna, melihat perkembangan di Eropa dan Ukraina,  saat ini AS dalam posisi mengunci setiap langkah Rusia di tiap forum dan kesempatan di dunia. Langkah AS ini perlu dicermati lebih mengarah ke penguatan posisi AS ketika berhadapan dengan Rusia. 

Baca juga : RI-Panama Terus Genjot Perdagangan Dan Investasi, Termasuk Kerja Sama Sektor Maritim

"Bukan lagi agenda-agenda lain yang lebih besar di tingkat global, bahkan bukan demi sekutu-sekutunya di Eropa apalagi Ukraina," kata Dinna, kepada RM.id, Sabtu (9/4). 

Pendiri Synergy Policies ini mengatakan, dalam kondisi seperti ini Indonesia harus bersiap gelaran KTT G20 tidak akan terlaksana, atau batal terlaksana sebagaimana rencana awal mengundang semua anggota G20. 

Sebagai gantinya sebenarnya negara-negara dunia butuh wadah untuk menyuarakan pandangan dan langkah lanjutan bersama-sama terkait ketidakpastian politik global akibat konflik antar AS-Rusia di Ukraina yang gelegarnya menyapu seluruh dunia. "Asumsikan saja AS dan Rusia tidak hadir di G20 dan kumpulkan negara-negara yang tidak bertikai untuk bicara di forum yang katakanlah diberi nama G20-Perjuangan," cetusnya. 

Baca juga : PDI Perjuangan Gandeng BPN Amankan Aset Lahan Partai

Seperti diketahui, gelaran KTT G20 yang acara puncaknya akan digelar di Bali, November nanti terancam ambyar. Amerika Serikat dan sekutunya mengancam tak akan hadir jika Presiden Rusia Vladimir Putin  masih diundang dan hadir ke acara. 

Menteri Keuangan  AS Janet Yellen  mengancam,  AS tidak akan ambil bagian dalam beberapa pertemuan G20 tahun ini, jika Rusia masih diundang. 

“Saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” kata Yellen.

Baca juga : Airlangga: Selama Ramadan, Pemerintah Tetap Jalankan Strategi Pengendalian Pandemi

Yellen menegaskan bahwa AS telah menjelaskan  G20 tidak dapat menjadi “bisnis seperti biasa” bagi Rusia mengingat invasinya ke Ukraina. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.