Dark/Light Mode

Putuskan Awal Bulan Qamariah

Ini 9 Alasan Muhammadiyah Pakai Metode Hisab

Minggu, 24 April 2022 20:50 WIB
Ilustrasi peneropongan hilal (Foto: Istimewa)
Ilustrasi peneropongan hilal (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
4. Rukyat tidak bisa digunakan untuk membuat kalender unifikatif.

Pembuatan kalender, mau tidak mau harus menggunakan perhitungan astronomis.

Karena sangat mustahil, manajemen waktu terbuat dari aktivitas mengamati hilal. Akan sangat merepotkan bila pembuatan kalender menggunakan rukyat. Sebab, coverage-nya bersifat sangat terbatas pada letak geografis tertentu, pada hari pertama visibilitas hilal.

Hal ini akan berakibat pada berbedanya tanggal hijriyah di berbagai tempat.

5. Rukyat tidak dapat meramalkan tanggal jauh hari ke depan.

Penggunaan rukyat tidak dapat menyatukan hari-hari raya Islam di seluruh dunia. Serta tidak dapat menata sistem waktu secara prediktif ke masa depan, atau masa lalu.

Baca juga : Ketua NU Dan Ketua Muhammadiyah Jatim Doakan AHY

Kenyataan ini membawa akibat serius. Misalnya, selama 1500 tahun, Islam belum memiliki kalender Islam terpadu dan komprehensif yang dijadikan sebagai acuan bersama.

6. Rukyat tidak bisa menyatukan awal bulan Islam secara global.

Metode rukyat tidak dapat menyatukan seluruh dunia, dengan prinsip satu hari satu tanggal di seluruh dunia.

Misalnya, sebagian bumi sebelah barat telah bisa melihat hilal. Sehingga, akan memulai bulan Qamariah baru keesokan harinya. Sementara muka bumi sebelah timur, pada hari yang sama, tidak dapat melihat hilal. Sehingga, memulai bulan Qamariah baru lusa. Akibatnya, tanggal hijriyah jatuh berbeda.

Sederhananya, hilal yang terlihat di Indonesia, berlaku bagi kawasan Indonesia. Tidak berlaku pada kawasan Afrika.

Jika seperti ini, masing-masing kawasan akan memiliki kalender yang berbeda-beda.

Baca juga : Didoakan Kiai NU Dan Muhammadiyah, Demokrat Pede Hadapi Pemilu 2024

7. Jangkauan rukyat terbatas

Dalam kenyataan riil, rukyat tidak bisa meliputi seluruh kawasan dunia. Apalagi, rukyat saat visibilitas pertama hanya meliputi sebagian muka bumi.

Pada saat di suatu bagian dunia sudah terlihat hilal, daerah lain belum mengalaminya. Bahkan, di tempat itu, bulan masih di bawah ufuk.

Hilal tidak dapat terukyat di seluruh muka bumi pada sore hari yang sama. Sehingga, mengakibatkan terjadinya perbedaan memulai awal bulan Qamariah baru.

Kalau itu terjadi dengan Zulhijah, maka terjadi persoalan kapan melaksanakan puasa Arafah.

8. Rukyat menimbulkan masalah dalam pelaksaan puasa Arafah.

Baca juga : Mahfud Minta Muhammadiyah Jaga Masjid Sebagai Basis Dakwah

Penggunaan rukyat berakibat tidak dapat menjatuhkan hari Arafah serentak di seluruh dunia. Sehingga, menimbulkan masalah pelaksanaan ibadah puasa Arafah.

Hal itu akan berdampak kepada kawasan-kawasan yang jauh dari Mekkah, seperti Indonesia, atas tidak serentaknya jatuh Hari Arafah.

9. Faktor alam seperti cuaca

Hadits Ibn ‘Umar riwayat al-Bukhari dan Muslim menyatakan, “Jika hilal di atasmu terhalang awan, maka estimasikanlah".

Ini memberi tempat bagi penggunaan hisab di kala bulan tertutup awan. Artinya, hisab digunakan pada saat ada kemusykilan melakukan rukyat, karena faktor alam (bulan tertutup awan). [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.