Dark/Light Mode

Pemimpin Ganteng, Aktif Main Medsos, Tapi Tak Bisa Kerja

Semua Orang Sudah Tahu Siapa Yang Diserang Puan

Jumat, 29 April 2022 06:35 WIB
Ketua DPR Puan Maharani. (Foto: Ist)
Ketua DPR Puan Maharani. (Foto: Ist)

 Sebelumnya 
Mantan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan itu, juga pernah angkat bicara soal banyaknya survei elektabilitas calon presiden. Ia meminta kader PDIP tak terpengaruh survei berbagai lembaga.

Siapakah yang diserang Puan? Ketua DPP PDIP, Bambang “Pacul” Wuryanto menyebut yang diserang Puan bukan pemimpin yang ada di Indonesia. Dia menduga Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. "Pastinya saya kurang paham, mungkin mengacu pada Presiden Ukraina," imbuh Bambang Pacul, sapaan akrab Bambang Wuryanto. 

Kemudian, Pacul menjelaskan terkait kriteria pemimpin yang dimaksud politisi berusia 48 tahun itu. Dia setuju dengan penilaian Puan, pemimpin Indonesia memang tidak bisa dipilih sembarangan.

Baca juga : Pimpin Sidang IPU Di Bali, Puan Pompa Semangat Peran Perempuan

"Kalau subjektif saya, memilih pemimpin, apalagi sekelas Republik Indonesia, dengan penduduk hampir 300 juta, bersuku-suku, tinggal di untaian pulau yang berbeda, lebih dari 17 ribu pulau, dengan budaya yang berbeda, ya tidak sembarangan kelasnya," urainya. 

Pemimpin itu harus berkarakter, punya kapasitas, hingga kompetensi di atas rata-rata. "Mesti dicek bener track record-nya, jejak rekamnya, karena dari jejak rekam akan muncul 3K (karakter, kompetensi, dan kapasitas)," ujar dia.

Ketua Komisi III DPR ini lantas mengibaratkan pemimpin Indonesia seperti mobil. Indonesia butuh mobil dengan cc besar, bukan mobil yang macet ketika lewat jalan lumpur. "Kapasitas itu, ibarat mobil cc, kita butuh mobil dengan cc besar, semacam Jeep, 3.500 cc lebihlah. Jangan Suzuki Carry, jalanan berlumpur langsung macet!" tutur dia. 

Baca juga : Sebelum Lebaran, Pengungsi Erupsi Semeru Ditargetkan Sudah Tinggal Di Hunian Tetap

Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurniasyah menduga, sasaran Puan mudah ditebak. Puan, ucap dia, cuma menyentuh calon pemimpin di lingkungan partainya. 

"Situasi Puan sedang menunjukkan kontestasinya dengan Ganjar, terutama soal capres Medsos. Puan benar, yang begitu memang ciri politisi yang hanya menjual rupa dan kesenangan, bukan ide, gagasan dan kapasitas," tukas Dedi kepada Rakyat Merdeka, kemarin. 

Dedi menyarankan, selain melemparkan kritik, Puan juga harus menjawab sendiri kegelisahan yang ada di benaknya. "Puan perlu menegaskan jika dirinya adalah antitesa tokoh yang ia maksud, atau antitesa Ganjar. Kontestasi ini penting bagi Puan karena akan mendorong loyalisnya untuk termotivasi mendukung, setidaknya di internal PDIP," pungkas dia. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.