Dark/Light Mode

Ibadah Sosial Penyiaran

Kamis, 5 Mei 2022 05:45 WIB
[Foto: Jeniffer Modenuti e Marcela Mari F. Arai, clicksociologico.com]
[Foto: Jeniffer Modenuti e Marcela Mari F. Arai, clicksociologico.com]

 Sebelumnya 
Sebenarnya peran dakwah itu bukan hanya dilakukan oleh para da’i. Semua pihak berpotensi menjadi bagian dari mengajak kepada kebaikan ini. Salah satunya adalah LP atau Lembaga Penyiaran.

LP melalui segala produk siarannya pun, mengandung spirit yang sama dengan dakwah. Berbagai produk penyiaran, baik yang langsung berlabel dakwah, talkshow keagamaan, dan sejumlah term lainnya, semua merupakan produk dakwah. Namun tidak produk yang kontennya jelas mengarah ke isi dakwah, konten-konten lain pun memiliki semangat yang sama: mengajak pemirsanya.

Maka jika kita menelisik lebih dalam proses produksi produk penyiaran yang ada dalam industri penyiaran dan kemudian dibandingkan dengan spirit untuk memberikan pencerahan kepada publik, ternyata irisannya begitu kuat. Produk penyiaran dibuat, diciptakan dan dihasilkan dengannya dengan semangat yang sama dengan produk kreatif berbasis ajakan kepada kebaikan sama seperti dakwah.

Baca juga : Ini Sosok Thomas Doll, Pelatih Anyar Persija

Al-Quran menegaskan dalam salah satu ayatnya bahwa kita diwajibkan menyeru kepada jalan Tuhan dengan cara yang baik (QS An Nahl [16] : 125) dengan nasehat yang bijak atau pun kalau dengan berdiskusi tetapi dengan cara-cara yang etis; Mereka yang kemudian bisa melakukannya adalah orang-orang yang mendapatkan pencerahan Jalan Tuhan.

Setiap bulan Ramadan wajah industri penyiaran berbasis televisi dan sejenisnya banyak dikreasikan dan dihubungkan dengan konteks sosial yang sedang terjadi yakni bulan Ramadan. Hasil pemantauan dari tim pemantau yang dibentuk oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) ternyata menemukan fakta bahwa semakin kesini (tahun 2022) produk penyiaran yang dibuat atau disuguhkan oleh lembaga penyiaran telah mengalami peningkatan kualitas yang signifikan.

Tindakan peningkatan kualitas isi siaran ini, karena berkaitan dengan penghormatan dan penjagaan kesucian bulan Ramadan. Maka dengan sendirinya produk-produk penyiaran di bulan Ramadan mengalami penurunan indikasi penyelenggaraan pelanggaran maupun melanggar asas kepatutan dan kelaikan syariat.

Baca juga : Dubes Australia Sampaikan Pesan Di Momen Hari Kartini

Artikel ini ingin mendiskusikan satu perspektif bahwa menghasilkan produk penyiaran itu bagian dari ibadah, khususnya ibadah sosial. Penjelasannya begini: ibadah adalah satu ekspresi sekaligus tindakan yang dimotivasi tidak hanya oleh semangat ingin mengabadikan pada pencerahan dan kebaikan di dunia tetapi juga mengaitkannya dengan nilai-nilai ukhrawi atau akhirat.

Ibadah umumnya memiliki dua dimensi. Pertama, dimensi horizontal yang itu bisa diidentifikasi pada beragam implikasi pada kehidupan sehari-hari umat manusia, seperti hubungan-hubungan sosial, ekonomi dan sebagainya.

Kedua, dimensi vertikal, adalah keyakinan bahwa apa yang dibuat dan dilakukan di dunia ini, berkaitan erat dengan Tuhan serta kehidupan pasca kematian.

Baca juga : Negara G20 Fokus Upaya Hentikan Penularan Covid

Karena kedua dimensi itu terekspresi bersamaan, maka orientasi untuk menciptakan kedamaian dan rahmat di alam semesta itu melekat dengan sendirinya. Dengan cara pandang seperti ini maka kaitannya dengan industri penyiaran, kita bisa menggunakan pemaknaan ibadah seperti yang sudah dijelaskan di atas.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.