Dark/Light Mode

Don`t Worry, PMK Pada Hewan Tak Menulari Manusia, Ini 5 Alasannya...

Senin, 9 Mei 2022 09:13 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)
Prof. Tjandra Yoga Aditama (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berita soal penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sedikitnya 1.247 ekor ternak sapi Jawa Timur, kini banyak menjadi perhatian.

Banyak yang waswas, tentang kemungkinan penularan penyakit tersebut ke manusia. 

Terkait hal ini, mantan Direktur WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama memberikan lima penjelasan. 

Pertama, penyakit mulut dan kuku (PMK) atau foot and mouth disease (FMD) adalah penyakit pada hewan, yang praktis tidak menular pada manusia.

"PMK bukanlah masalah kesehatan masyarakat. Sepenuhnya masalah kesehatan hewan," ujar Prof. Tjandra dalam keterangannya, Senin (9/5).

Baca juga : One Way Di Tol Trans Jawa Semarang-Jakarta Resmi Ditutup, Ini Alasannya...

Memang, pernah ada laporan penularan pada manusia. Seperti yang pernah disampaikan European CDC pada 2012, dalam laporan berjudul “Transmission of Foot and Mouth Disease to Humans Visiting Affected Areas”.

Tapi, kata Prof. Tjandra, kejadian itu tergolong sangat jarang. Hanya terjadi pada mereka yang betul-betul kontak langsung.

Kedua, memang kadang-kadang ada yang keliru menghubungkan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan dengan penyakit tangan kaki dan mulut (PTKM) (hand foot mouth disease – HFMD) pada anak dan bayi. 

Padahal, keduanya tidak berhubungan sama sekali.

"Itu adalah dua penyakit yang berbeda. Penyebabnya, juga virus yang berbeda," jelas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/Guru Besar FKUI ini.

Baca juga : Mau Mudik Bawa Hewan Peliharaan? Begini Tipsnya...

Ketiga, penyakit tangan kaki dan mulut (PTKM) (hand foot mouth disease – HFMD) pada anak dan bayi, disebabkan oleh enterovirus 71. Sedangkan penyakit mulut dan kuku (PMK) atau foot and mouth disease (FMD) pada hewan dipicu oleh aphthovirus, yang merupakan bagian dari picornaviridae, dan 7 strain-nya (A, O, C, SAT1, SAT2, SAT3, dan Asia1).

Keempat, penyakit tangan kaki dan mulut (PTKM) (hand foot mouth disease – HFMD) pada anak dan bayi ditandai oleh gejala demam, munculnya rash (ruam pada kulit) dan blister (benjolan kecil) di telapak kaki, tangan dan mukosa mulut, cenderung tidak nafsu makan, malaise dan nyeri tenggorok.

Biasanya, setelah satu atau dua hari setelah demam, timbul keluhan nyeri di mulut. Mulai dari blister, sampai kemudian dapat menjadi mucus.

Lesi dapat terjadi pada lidah, gusi atau bagian dalam mulut lainnya.

Kelima, penyakit tangan kaki dan mulut (PTKM) (hand foot mouth disease – HFMD) pada anak dan bayi bukanlah penyakit berat. Biasanya, sembuh dalam 7-10 hari. Pengobatan hanya bersifat suportif.

Baca juga : Hasil PON Bukan Jaminan Berlaga Di SEA Games, Ini Alasannya

"Meski pada kejadian yang sangat jarang, HFMD akibat EV 71 juga dapat menyebabkan meningitis. Bahkan, encephalitis," ungkap Prof. Tjandra.

Infeksi EV 71 bermula dari saluran cerna, yang kemudian menimbulkan gangguan neurologik.

"Selain itu, HFMD akibat coxsackievirus A16 juga dapat menyebabkan meningitis," pungkas Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) dan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.