Dark/Light Mode

Dana Pemda Rp 200 Triliun Ngendon Di Bank

Nggak Heran, Duit Dipake Jor-joran Pas Akhir Tahun

Sabtu, 18 Juni 2022 06:25 WIB
Ilustrasi, uang rupiah di bank. (Foto : Istimewa).
Ilustrasi, uang rupiah di bank. (Foto : Istimewa).

 Sebelumnya 
Akun @AriesPratama men­duga, minimnya realisasi belanja Pemda karena ada ketakutan dari kepala daerah ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Mereka takut kena OTT (Operasi Tangkap Tangan), se­mentara ada kewajiban setoran sana sini,” ujarnya.

Menurut @Susilow62383231, salah satu dampak dari dana yang ngendon di bank, yakni banyak jalan-jalan rusak, dan jembatan Indiana Jones yang cuma 2 batang bambu, belum juga dibenahi.

Baca juga : Pengembangan Industri Baterai IBC Makin Cerah

“Makanya, hei netizen kalau ada jalan rusak jangan takut up­load di sosial media,” saran dia.

Akun @Yusrianda11 mengata­kan, realisasi dana daerah kurang maksimal karena tidak ada pen­gawasan ketat. Sudah saatnya Pemerintah Pusat membina dan mengawasi realisasi dana daerah.

“Kayanya masalah setiap ta­hun seperti ini. Kenapa ya mereka suka banget ngendapin uang di bank,” kata @saefulloh67.

Baca juga : Pecah Ban Depan, Pesawat SAS Tergelincir Di Bandara Bilorai Papua

Harusnya, lanjut @saeful­loh67, dibuat aturan semacam sanksi supaya uang negara lekas dibelanjakan untuk kemaslaha­tan masyarakat. Bukan rahasia lagi kalau akhir tahun baru gencar perbaikan-perbaikan in­frastruktur. “Jadi asal jadi. Asal-asalan di Pemda. Kuncinya adalah sanksi,” tegas dia.

Akun @ngunduhguyub se­dih melihat Pemda tidak bisa mengelola uang. Bahkan, ada pemimpin daerah yang bisanya membuat senang dengan uang, bukan dengan karya produktif jangka panjang.

“Mengendap di bank mungkin ada kepentingan individu yang dapat fee dari banknya,” ung­kap @fandipanda.

Baca juga : Pasien Nggak Layak Isoman Kudu Dipindahkan Ke Isoter

Menurut @hii_dayy, kejadian seperti ini terus berulang terus setiap tahun. “Duit negara selalu dihabiskannya buru-buru pas mentok akhir tahun,” katanya.

“Pantesan pembangunan di daerah stagnan,” kata @jonath­ann_kp. [ASI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.