Dark/Light Mode

Pro Kontra Majunya 3 Komisioner KPK Dalam Seleksi Capim

IPW Minta Coret, Abraham Samad Tak Setuju, Bamsoet Ngarep Salah Satunya Lolos

Selasa, 9 Juli 2019 08:04 WIB
Dari kiri: Alexander Marwata, Laode Muhammad Syarif, dan Basaria Panjaitan (Foto: Istimewa)
Dari kiri: Alexander Marwata, Laode Muhammad Syarif, dan Basaria Panjaitan (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pro kontra majunya tiga komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam Seleksi Calon Pimpinan 2019, terus bergulir.

Mantan Ketua KPK Abraham Samad menilai, sebaiknya ketiga komisioner tersebut tidak maju lagi dalam Seleksi Calon Pimpinan (Capim) KPK. Lebih baik, mereka memberi kesempatan kepada para staf internal komisi itu.

"Saya lebih mendorong staf-staf internal KPK yang sudah lama mengabdi dan berjuang di KPK, untuk jadi Pimpinan KPK," ujar Samad kepada wartawan, Senin (8/7).

Diketahui, tiga komisioner yang maju lagi dalam proses Seleksi Calon Pimpinan KPK jilid V adalah Alexander Marwata, Basaria Panjaitan, dan Laode Muhammad Syarif. Ketiganya, dinilai Samad punya kualitas yang biasa-biasa saja.

Baca juga : KPK Cecar Inneke Koesherawati Soal Aktivitas Merial Esa

"Sebaiknya, kita sebagai pimpinan dan mantan pimpinan KPK memberikan kesempatan ke anak-anak muda staf internal KPK, yang sudah lama mengabdi di KPK. Kita harus memberi ruang kepada mereka untuk mendaftar dan jadi pimpinan KPK," saran Samad.

Para pegawai KPK yang mendaftar di antaranya Tsany Annafari (Penasehat), Giri Supradiono (Direktur Pendidikan), dan Pahala Nainggolan (Deputi Pencegahan). Yang pasti, menurut Samad, KPK membutuhkan pimpinan yang berintegritas sempurna. “Pimpinan yang berintegritas paripurna yaitu orang yang jujur dan berani,” tandasnya.

Sebaliknya, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Bambang Soesatyo justru mengapresiasi tiga komisioner KPK yang kembali mendaftar Seleksi Capim KPK periode mendatang.

"Menurut saya, sangat bagus mereka mengajukan diri kembali untuk ikut seleksi," ujarnya, Senin (8/7). "Nanti kalau lolos di pansel, akan fit and proper test di DPR. Ini penting untuk kesinambungan kepemimpinan KPK itu sendiri," imbuh Bambang menjelaskan alasannya.

Baca juga : ICW : Peluang Polisi, Jaksa dan KPSN di KPK

Dari tiga komisioner itu, Bamsoet, sapaan akrab Bamabang berharap satu di antaranya lolos. "Itu harapan saya," tandasnya.

Sebelumnya, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane meminta Panitia Seleksi (Pansel) Capim KPK mencoret atau tidak meloloskan tiga komisioner komisi antirasuah yang kembali maju. Ada dua alasan yang mendasari Neta meminta hal itu.

"Pertama, belum pernah ada sejarahnya pimpinan KPK menjabat dua periode. Kedua, dalam periode sebelumnya, para petahana dinilai gagal oleh IPW karena ada konflik serta perseteruan di antara penyidik KPK," ungkap Neta melalui pesan singkat, Sabtu (6/7).

Selain dua alasan itu, Neta menilai pimpinan KPK tersebut membiarkan terjadi politisasi KPK. "Sehingga, menjelang Pilpres 2019, hanya elit partai pendukung calon presiden nomor urut 01 saja yang diciduk dalam operasi tangkap tangan," tegasnya.

Baca juga : KPK: Pelaporan Kekayaan Pejabat Blitar Terendah di Jatim

IPW menganggap Alexander Marwata, Basaria Panjaitan dan Laode Muhammad Syarif juga tidak berani menuntaskan berbagai kasus korupsi RJ Lino, ataupun mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia, Emirsyah Satar.  

"KPK periode ini hanya berani bermain di lingkaran bawah, dengan OTT sebagai pencitraan pemberantasan korupsi," ujar dia.

Oleh sebab itu, Neta berharap Pansel KPK mampu melahirkan komisioner dengan tiga target. Pertama, anggota KPK yang mampu memberantas korupsi besar tanpa pencitraan. Kedua, anggota KPK yang malu memberantas korupsi ecek-ecek dengan pencitraan operasi tangkap tangan yang seolah-olah besar. Ketiga, IPW berharap panitia seleksi itu dapat menghasilkan anggota KPK yang mampu membersihkan institusi KPK dari kriminal atau pelanggar hukum, yang kebal hukum dan tidak patuh proses hukum.

"Di tangan Pansel Capim KPK inilah, masa depan KPK berada. Begitu pula dengan nasib pemberantasan korupsi di Indonesia," tegas Neta. [KPK]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.