Dark/Light Mode

Cendekiawan Muslim Jebolan Universitas Harvard

Sukidi: Karakter Dasar Islam, Lapang dan Toleran

Selasa, 12 Juli 2022 10:45 WIB
Cendekiawan Muslim alumni Universitas Harvard, Sukidi
Cendekiawan Muslim alumni Universitas Harvard, Sukidi

RM.id  Rakyat Merdeka - Ibadah haji seharusnya mampu melahirkan sosok Muslim yang teguh dalam menaati perintah Allah, memiliki jiwa yang lapang dan toleran, ketimbang sekadar sebagai ritual ibadah tahunan belaka. Itulah teladan yang harus dicontoh dari kisah Nabi Ibrahim dahulu. Demikian ditegaskan Cendekiawan Muslim jebolan Universitas Harvard, Sukidi.

“Ibadah haji adalah momentum yang tepat untuk menapaktilasi hanif-nya Nabi Ibrahim; bagaimana ia teguh sekaligus pasrah dalam menjalankan perintah Tuhan,” jelsnya, saat menjadi narasumber pada Program Khazanah Islam dengan tajuk “Menjadi Muslim yang Baik” di Metro TV, Jakarta, Minggu (10/7/2022).

Baca juga : Gandeng Pangdam Jaya, Fikom Universitas Esa Unggul Gelar Kuliah Kebangsaan

Selain keteguhan dalam beribadah, Sukidi menambahkan, spirit keberagamaan yang lapang dan toleran juga perlu digelorakan terus menerus di tengah sikap beragama sebagian masyarakat Muslim yang cenderung eksklusif dan sektarian. “Umat Islam kurang begitu menjiwai spirit Nabi Ibrahim tentang keberagamaan yang hanif,” tegasnya.

Karena itu, kesadaran beragama sebagaimana dicontohkan Nabi Ibrahim harus terus dikumandangkan ke segenap umat Islam.

Baca juga : Mahasiswa Lebanese University Antusias Keliling Kapal Perang RI

Kader Muhammadiyah itu merujuk pandangan ulama tafsir, At-Thabari, ketika menguraikan arti kata “hanif” yang ia sebut memiliki beragam makna: yakni sebagai “mustaqiman/ beragama dengan jalan yang lurus,” dan “mukhlishan/seorang yang memiliki keikhlasan penuh ketika beribadah kepada Tuhan,” seperti ditafsirkan oleh Muqatil bin Sulaiman, mufasir terkemuka di era awal Islam.

“Apalagi, Nabi pernah berkata, bahwa ‘ahabbuddin ilallah al-hanifiyyatus samhah’/ agama yang paling dicintai Allah adalah agama yang lurus dan toleran,” tambah alumni Harvard Divinity School (HDS) ini.

Baca juga : Gandeng Kampus di Amerika, Universitas Esa Unggul Hadirkan Pendidikan Kelas Dunia

Hadis di atas, jelas Sukidi, merupakan penegas bagi umat Islam agar bertenggang rasa dalam beragama. “Yakni memberikan ruang kebebasan kepada yang lain untuk menjalankan agama dan keyakinannya masing-masing.”

Menurutnya, agama yang lapang dan toleran ini penting untuk ditegaskan karena telah menjadi karakter dasar Islam yang sejati. “Islam dapat berkembang menjadi agama dunia, agama peradaban, dan agama yang dipeluk oleh miliar orang, karena spiritnya yang memberikan toleransi kepada segenap umat yang berbeda agama dan keyakinan,” Sukidi menambahkan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.