Dark/Light Mode

Mahfud Bicara Penonaktifan

Kadiv Propam Di Ujung Tanduk

Jumat, 15 Juli 2022 07:30 WIB
Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo menangis di pelukan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, kemarin. (Foto: Istimewa).
Kadiv Propam, Irjen Ferdy Sambo menangis di pelukan Kapolda Metro Jaya, Irjen Fadil Imran, kemarin. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
“Siapa yang melakukan apa, dilihat dari perilaku-perilaku sebelumnya, hubungan bagaimana dan seterusnya. Itu bisa dilacak darisitu kan,” katanya.

Mahfud juga menjelaskan cara kerja tim khusus Polri yang juga dibantu Kompolnas itu. Pertama, tim penyidik yang bekerja di bidang hukum. Kedua, tim yang bertugas mencari fakta dan memberi pertanggungjawaban informasi pada publik.

“Tidak bisa kita mendengar sepihak tanpa mendapat bukti-bukti lain, keterangan-keterangan lain. Karena yang disebut sebagai pelaku (Brigadir J) sekarang sudah meninggal,” tekan Mahfud.

Baca juga : Pengusaha Minta Pemerintah Sesuaikan Tarif Penyeberangan

Anggota Komisi III DPR Trimedya Panjaitan berpendapat sama dengan Mahfud. Dia juga mencium ada kejanggalan dari penjelasan polisi terkait insiden berdarah di rumah dinas Kadiv Propam. Terlebih, pernyataan Polri yang menyebut Bharada E melumpuhkan Brigadir J menggunakan pistol Glock 17. Trimed pun mempertanyakan kepatutan Bharada E menenteng senjata tersebut.

“Coba lihat aturan Kapolri, atau apa namanya, kebiasaan, benar nggak si Bharada E menggunakan Glock. Pantas nggak dia pakai Glock. Benar nggak dia baru empat tahun jadi polisi,” tukas Trimed.

Ada yang janggal dari penggunaan Glock 17 bagi polisi dengan tingkatan pangkat terendah dalam golongan Tamtama. Setahu politisi PDIP itu, pistol jenis Glock 17 biasa digunakan prajurit tingkatan perwira.

Baca juga : Dasco Sebut Usulan Penonaktifan Sementara Irjen Ferdy Sambo Tak Relevan

“Soal seperti itu, yang menurut masyarakat bagian dari kejanggalan-kejanggalan, itu yang harus dibikin terang. Nah, kalau itu bisa dibikin terang tim (tim khusus bentukan Kapolri) ini, masyarakat yakin, penyelidikannya pun tuntas,” ujarnya.

Karenanya, dia meminta kasus ini diusut hingga tuntas. Sebab taruhannya reputasi Polri. “Ini ujiannya, reputasi Polri. Polri yang baik ini, jangan hancur karena urusan ini saja. Kasihan. Setengah mati membangun citra Polri yang makin baik terus ya. Jangan hancur karena kasus ini,” jelas politisi asal Sumatera Utara itu.

Wakapolda Metro Diisukan Jadi Kadiv Propam

Baca juga : Titah Jokowi, Ganjar Dukung Penggunaan Masker Di Luar Ruangan

Di tengah kencangnya desakan penonaktifan Irjen Sambo, kemarin muncul pesan singkat yang beredar via WhatsApp yang menyebutkan, Sambo akan digantikan Wakapolda Metro Jaya Brigjen Hendro Pandowo. Jenderal bintang satu ini merupakan jebolan Akpol ‘91. Satu leting dengan Sigit.

Dikonfirmasi soal isu ini, pejabat teras Polri belum ada yang bisa memastikan kebenarannya. “Belum ada info tersebut, sudah saya tanyakan ke SDM (sumber daya manusia),” ujar Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, kemarin.

Begitupun dengan Hendro yang mengaku belum menerima jabatan baru. “Sampai saat ini saya masih Wakapolda Metro Jaya,” tegasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.