Dark/Light Mode

Film Dokumenter Pesantren Tepis Stigma Radikal Kaum Sarungan

Selasa, 2 Agustus 2022 08:24 WIB
Konferensi pers film dokumenter Pesantren di Epicentrum XXI, Jakarta, Senin (1/8). (Foto: Istimewa)
Konferensi pers film dokumenter Pesantren di Epicentrum XXI, Jakarta, Senin (1/8). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Film dokumenter religi bertajuk Pesantren bisa menjadi salah satu pilihan untuk menyaksikan bagaimana kehidupan para santri di pondok pesantren yang jauh dari stigma negatif radikalisme.

Menurut keterangan Lola Amalia sebagai produser, film Pesantren ini awalnya dirilis pada 2019 dan dipertontokan secara langsung di Amsterdam, Belanda dalam ajang International Documentary Festival Amsterdam.

Pesantren mengambil latar kehidupan para santri dan santriwati di Pondok Kebon Jambu Al Islamy. Dalam film tersebut diperlihatkan bagaimana para santri tak terkukung aturan ketat sebagaimana pesantren dikenal di masyarakat dengan menampilkan sisi kesenian dan kemajuan perkembangan zaman.

"Saya membawa keliling film ini 10 pesantren. Awalnya dirilis 2019 di Belanda, lalu 2020 seharusnya dirilis tapi pandemi jadi ketahan dan baru naik ke bioskop 4 Agustus mendatang dengan layar terbatas," kata Lola Amalia, dalam konferensi pers di Epicentrum XXI, Jakarta, Senin (1/8).

"Saya sebenarnya melihat utuh film ini 2018 dan dikerjakan dengan editor orang Jerman dengan proses pengerjaan yang panjang. Saya saat itu bilang kalau film ini harus naik sebagai perspektif bahwa pesantren dan islam itu berkembang dengan sangat baik," sambungnya.

Baca juga : Dubes Peru Luis Tsuboyama Rayakan Hari Kemerdekaan Secara Virtual

Lebih lanjut, Shalahuddin Siregar sebagai sutradara menjelaskan, keputusannya membuat dokumenter film Pesantren ini bermula dari karya sebelumnya Negeri di Bawah Kabut yang rilis pada 2011.

Dalam film tersebut, Shalahuddin Siregar membuat cerita perjalanan seorang anak laki-laki yang dipaksa untuk masuk pesantren oleh orang tuanya karena keterbatasan biaya. Melalui jalan cerita tersebut, Shalahuddin tergerak untuk membuat film dokumenter tentang kehidupan pesantren.

"Setelah saya membuat Negeri di Bawah Kabut, saya tergerak untuk membuat dokumenter tentang kehidupan di dalam pesantren. Saya pun memilih Pondok Pesantren Kebon Jambu Al Islamy di Jawa Barat," kata Shalahuddin Siregar.

"Perjalanannya begitu panjang. Saya membuat film ini 2015, syuting lalu riset sampai 2016. Lanjut syuting 2018 editing 2018 di Jerman lalu kembali syuting pada 2019 dan pertama kali ditonton di Belanda," sambungnya.

Sementara itu Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Abdul Muhaimin Iskandar mengaku terkesan sekaligus terharu setelah menyaksikan gala premiere film Pesantren. Film tersebut merupakan karya dari Sutradara Shalahuddin Siregar.

Baca juga : Dokter Forensik Minta Masyarakat Sabar Soal Kasus Brigadir J, Jangan Berasumsi

"Saya benar-benar terharu dan bangga, filmnya orisinil, asli, dan lebih asli lagi (pesantren sebagai objek film) belum berubah seperti waktu saya masih kecil," kata Cak Imin, sapaan akrabnya.

Menurut Cak Imin, banyak pengambilan gambar yang sangat orisinil. Bahkan ada kamera tersembunyi yang tidak diketahui santri bahwa sedang diambil gambarnya. Namun ada juga bagian yang memang mengambil background santri, dan aktingnya bagus.

"Ada di sini tidak orangnya? Ada Ustaz Diding, nah ini kalau menurut saya perlu diupgrade jadi bintang film beneran. Makanya proses syuting begini lama," ungkap Cak Imin.

Jadi biasanya kalau santri atau ustaz di-shot itu biasanya agak canggung, ya kalau saya tidak jadi politisi mungkin akan canggung juga. Jadi lugu kalau di-shot di depan kamera, tapi tadi benar-benar natural," sambungnya.

Selain angle syuting yang ciamik, Cak Imin juga mengapresiasi film Pesantren karena mampu menyuguhkan pesan-pesan, ajaran-ajaran dan juga kajian-kajian yang berkembang di pesantren hingga terekspos dengan sangat bagus.

Baca juga : Penantang Petahana Bakal Rebutan Dukungan Partai

"Padahal ini film dokumenter, tapi dengan alur yang sangat menarik dan saya serius menilai film ini sangat baik. Harapan saya animo masyarakat melihat secara langsung. Dan saya juga menilai subtitle tadi benar-benar bagus menjelaskan alur film," tutur Cak Imin.

Film Pesantren ini bakal dirilis dengan layar terbatas di bioskop pada Kamis (4/8) mendatang. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.