Dark/Light Mode

Jaring Capres Pengganti Jokowi

Projo Bantah Nih, Musra Ujungnya Mau Bikin Parpol

Jumat, 5 Agustus 2022 08:00 WIB
Ketua Panitia Nasional Musra Indonesia, Panel Barus. (Foto: Istimewa)
Ketua Panitia Nasional Musra Indonesia, Panel Barus. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Panel membantah ini akan jadi alat politik calon tertentu. Apalagi jadi partai politik kendaraan Jokowi setelah lengser nanti. “Kita bicara Musra, alat rekam paling jujur rakyat terhadap keinginan dan calon mereka. Tidak yang lain,” tegasnya.

Sebelumnya, dia juga meyakinkan, mekanisme Musra dilakukan demokratis. Partai politik dipastikannya tak akan cawe-cawe dalam Musra. Namun, dalam susunan panitia Musra yang beredar di media, diketahui ada sejumlah nama tokoh-tokoh penting dengan berbagai latar belakang. Misalnya, tokoh buruh Andi Gani Nena Wea sebagai Ketua Dewan Pengarah. Dia membawahi 16 anggota, termasuk mantan Menteri Komunikasi dan Informasi, Rudiantara.

Baca juga : Projo Bantah Musra Jadi Tunggangan Politik Capres Tertentu

Musra juga melibatkan 14 tokoh dari kalangan militer dan akademik yang menjadi dewan pakar. Misalnya, mantan Staf Ahli Bidang Ideologi dan Politik Badan Intelijen Negara (BIN) Soerdarmo, dan mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformarsi Birokrasi, sekaligus politisi Golkar, Yuddy Chrisnandi.

Ketua Umum, Projo Budi Arie Setiadi memastikan, seluruh kelompok relawan satu barisan menjalankan perintah Jokowi. “Sekali lagi, nama capres hanya ke Pak Jokowi,” ujarnya.

Baca juga : Jadi Capres Itu Berat, Biar Prabowo Saja Yang Maju!

Musra belum juga digelar, tapi Budi sudah menyebut nama Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto sebagai capres yang paling pasti. “Pak Prabowo itu capres pasti karena memenuhi syarat menjadi capres kuat,” ucapnya.

Sebelumnya, penndiri Lembaga Survei Kelompok Kajian dan Diskusi Opini Publik Indonesia (Kedai KOPI) Hendri Satrio menilai, berkumpulnya relawan dan agenda Musra, memunculkan spekulasi liar.

Baca juga : Pengamat: Presiden Jokowi Negosiator Kelas Dunia, Punya Pengaruh Besar

Pria yang akrab disapa Hensat ini memperkirakan, ada dua kemungkinan tujuan. Pertama, sebagai kritik dari Jokowi terhadap parpol yang belum kunjung menemukan calon pemimpin yang menggantikan dirinya. Kedua, Hensat menduga musyawarah itu sebagai cikal bakal terbentuknya partai politik baru di bawah komando Jokowi. â– 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.