Dark/Light Mode

Harga BBM Subsidi Bakal Naik

Yang Miskin Bertambah Miskin Yang Belum Miskin Bisa Miskin

Minggu, 21 Agustus 2022 06:30 WIB
Ilustrasi. Pengendara sepeda motor melakukan pengisian BBM Petralite di salah satu SPBU di Jakarta, Kamis (29/12/2021). (Foto: DWI PAMBUDO / RM)
Ilustrasi. Pengendara sepeda motor melakukan pengisian BBM Petralite di salah satu SPBU di Jakarta, Kamis (29/12/2021). (Foto: DWI PAMBUDO / RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rencana Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi kudu dipikirkan lagi. Pasalnya, dampak kenaikan cukup besar, khususnya terkait kemiskinan.

Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan, BBM Pertalite dan Solar paling banyak dikonsumsi masyarakat. Jika harganya dinaikkan, yang miskin bisa tambah miskin dan yang belum miskin bisa jadi miskin.

“Jika harga dilepas ke pasar, ketika harga tinggi banyak masyarakat yang tadinya belum miskin, akan menjadi miskin. Maka menjaga daya beli dan menahan inflasi jadi salah satu tugas Pemerintah,” kata Nailul, kemarin.

Baca juga : Masyarakat Makin Bingung

Menurutnya, Malaysia juga menerapkan kebijakan subsidi sama. Namun, memang di negara tersebut terdapat kebijakan yang tidak diterapkan di Indonesia, seperti relak­sasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

“Indonesia malah menaikkan PPN-nya dari 10 persen menjadi 11 persen. Jadi san­gat tergantung political will Pemerintah,” jelas dia.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, kenaikan harga BBM berpotensi mengganggu kondisi masyarakat miskin. Apalagi, saat ini se­dang terjadi inflasi bahan pangan yang hampir menyentuh 11 persen secara tahunan per Juli 2022.

Baca juga : Kapal Pengangkut Biji-bijian Pertama, Tinggalkan Pelabuhan Odesa Ukraina

“Masyarakat kelas menengah rentan ju­ga terdampak. Sekarang mereka migrasi ke Pertalite, dan kalau harga Pertalite ikut naik, kelas menengah akan korbankan belanja lain,” jelasnya.

Bhima mengatakan, industri lain akan ikut terdampak jika harga BBM tinggi. Karena, daya beli masyarakat menurun. Imbasnya, permintaan industri manufaktur bisa terpukul, serapan tenaga kerja bisa terganggu. “Dan target pemulihan ekonomi Pemerintah bisa buyar,” jelasnya.

Dia menyarankan, Pemerintah me­mangkas anggaran yang tidak mendesak untuk menyelamatkan keuangan negara.

Baca juga : Bahaya Mikroplastik Dalam Tubuh Manusia Belum Bisa Dibuktikan

Netizen mendorong Pemerintah men­gevaluasi kembali rencana kenaikan harga BBM dan mencari solusi lain untuk menyelamatkan APBN. Contohnya, men­gerek pajak orang kaya.

Akun @TaufikM18445939 meyakini, angka kemiskinan akan semakin ber­tambah jika harga BBM naik. Ditambah lagi, harga sembako terus naik. “Korupsi nggak ada hentinya, kasus-kasus besar selalu muncul,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.