Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Sebelumnya
Politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno mengatakan, saat ini ada dua arus yang bergerak bersamaan: arus bawah dan elit. Arus bawah, berkumpul, berteriak lepas. Sedangkan para elit, ramai bernegosiasi mencari kompromi.
Sebab ada dua panggung politik. Panggung depan terasa tenang dan banyak kesepakatan. Sementara panggung belakang bersitegang, saling mengajukan jagoannya. “Jadi kesimpulan kita: ojo kesusu. Susu itu menyehatkan, kesusu itu menyesatkan,” pesan Hendrawan.
Baca juga : Besok, Presiden Jokowi Dipastikan Hadir Di Musra Indonesia
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah menyebut, bisa saja relawan mbalelo. Karena orientasi mereka bukan kebangsaan, melainkan profesional kerja. Sehingga kegiatan yang terkesan mendesak tentu ditujukan untuk mendapat pekerjaan.
“Dan itu lumrah bagi sistem demokrasi elektoral semacam kita ini. Namun, ketika sudah jelas kelompok itu relawan presiden, seharusnya tidak berpikir politis, tetapi lebih pada mendukung presiden dalam bekerja,” kritik Dedi.
Baca juga : Jokowi: Jangan Sampai Daya Beli Rakyat Turun
Menurutnya, Jokowi perlu memisahkan diri dari relawan ini. Karena berpotensi merusak sistem politik Indonesia. Publik akan kesulitan memilah, mana kolusi, mana yang bukan, lantaran adanya relawan yang diakui dan dipelihara presiden.
Meski begitu, memang diakui Dedi, Jokowi punya pengaruh besar pada Pilpres 2024, tapi terbatas. Artinya pengaruh Jokowi hanya akan besar di lingkarannya saja, PDIP atau sebatas relawannya saja. “Hanya itu. Di publik terbuka yang tidak terafiliasi pada dua hal itu, pengaruh Jokowi tidak signifikan,” pungkasnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya