Dark/Light Mode

Serasa Napak Tilas

Warga Singapura Bongkar Kisah Perjuangan Sang Kakek Dalam Kemerdekaan RI, Anies Terharu

Kamis, 15 September 2022 15:43 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) saat mengunjungi Omar Baobed di Singapura, Rabu (14/9). (Foto: Facebook)
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kanan) saat mengunjungi Omar Baobed di Singapura, Rabu (14/9). (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku sangat terharu dan terkesan, dengan kisah almarhum kakeknya, AR Baswedan dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia, yang diungkap seorang warga Singapura bernama Omar Baobed (78). 

Baobed didatangi Anies, di tengah kunjungan kerjanya ke Negeri Merlion, Rabu (14/9) malam.

"Untuk pertama kalinya, saya berjumpa dengannya dan baru sekarang mendengar kisahnya. Mengesankan dan mengharukan," kata Anies melalui laman Facebook-nya.

 

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (tengah) bersama keluarga Omar Baobed di Singapura. (Foto: Facebook)

 

Baca juga : Mahasiswa Singapura Tanya Airlangga, Soal Harga Mie Instan RI Di Tengah Konflik Ukraina

Baobed pun menceritakan peristiwa pada awal Juli 1947, yang didengar dari orang tuanya.

Ketika itu, kakek Anies yang bernama AR Baswedan, kembali dari Mesir membawa dokumen pengakuan Pemerintah Mesir atas kemerdekaan Republik Indonesia.

AR Baswedan yang terdampar di Singapura karena tak punya uang untuk melanjutkan perjalanan ke Jakarta, kemudian mencari dan mendatangi sebuah keluarga, yang masih memiliki hubungan kerabat dengan ibu mertuanya di Semarang.

Keluarga itu adalah pasangan Syech Awab Baobed dan Siti Aisyah Basyarahil.

AR Baswedan meminta bantuan mereka, untuk menjaga dokumen amat penting itu.

Baca juga : QR Lintas Negara RI-Singapura Dorong Pemulihan Sektor Pariwisata

Mereka setuju. Dokumen itu pun disimpan di dalam lemari besi/brankas di rumah mereka yang beralamat No.7, Lorong 35, Geylang Road, Singapura.

Kemerdekaan RI Diakui

Dokumen pengakuan atas kemerdekaan RI ditandatangani oleh Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Mesir, Nokrashy Pasha pada 10 Juni 1947.

Mesir pun menjadi negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia.

Delegasi yang terdiri dari H. Agus Salim, AR Baswedan, Nazir Pamoentjak, dan Rasjidi memutuskan dokumen itu harus segera dibawa ke Tanah Air, untuk disampaikan kepada Bung Karno.

Baca juga : Permainan Masih Panjang Kesempatan Anies Besar

AR Baswedan lalu ditugaskan berangkat dari Kairo ke Jakarta lewat Bahrain, Karachi, Kalkuta, Rangoon, lalu Singapura, kemudian Indonesia.

Sampai Singapura, AR Baswedan tak punya ongkos untuk melanjutkan perjalanan pulang ke Jakarta. Dia pun menemui tokoh-tokoh di Singapura yang bersimpati pada kemerdekaan Indonesia. Melakukan fund raising atau penggalangan dana untuk bisa beli tiket, agar bisa terbang ke Jakarta.

Akhirnya, pada 13 Juli 1947, AR Baswedan kembali ke Tanah Air, naik pesawat KLM dari Singapura ke Kemayoran.  Menggunakan tiket hasil urunan para simpatisan perjuangan kemerdekaan Indonesia, yang diorganisir seorang pengusaha bernama Ibrahim Assegaf.

Total, AR Baswedan menghabiskan waktu sebulan dalam perjalanan dari Kairo ke Jakarta. Maklumlah, di Singapura saja, dia harus berhenti beberapa waktu. Menggalang dana untuk beli tiket, agar bisa meneruskan perjalanannya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.