Dark/Light Mode

Kabar Baik Untuk Penderita Hipertensi

Peneliti IPB Temukan Garam Dengan Kadar Natrium Tak Sampai 50 Persen

Minggu, 9 Oktober 2022 16:25 WIB
Kabar Baik Untuk Penderita Hipertensi Peneliti IPB Temukan Garam Dengan Kadar Natrium Tak Sampai 50 Persen

RM.id  Rakyat Merdeka - Membatasi asupan garam, adalah saran paling lazim untuk pengidap hipertensi alias tekanan darah tinggi. Sebab, garam bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan pada pembuluh darah, yang berujung pada melonjaknya tekanan darah.

Memahami situasi ini, Peneliti dan Dosen IPB University dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof. Nurjanah menciptakan suatu inovasi baru, yang diberi nama garam Gamy. 

Garam yang terbuat dari rumput laut ini, berbeda dengan garam pada umumnya, yang murni mengandung minimum 94 persen natrium klorida.

Kandungan natrium garam Gamy relatif lebih rendah, kurang dari 50 persen. Rasio natrium dan kaliumnya mendekati satu. Namun masih memiliki cita rasa yang tetap asin dan enak, seperti garam pada umumnya.

Baca juga : Dubes RI Untuk Korsel Apresiasi Pelatihan Daewoong Bagi Mahasiswa Tanah Air

"Garam Gamy tidak menyebabkan hipertensi, karena sebagian  kadar natriumnya digantikan oleh kalium. Selain itu, garam ini juga mengandung mineral seperti magnesium, zinc, besi, selenium, iodium dan unsur mineral lain yang dibutuhkan tubuh. ,” jelasnya dalam Basecamp (Bahasan Seputar Campus) oleh RRI Voice of Indonesia, Selasa (4/10).

Di samping itu, lanjutnya, Gamy juga mengandung komponen bioaktif, antioksidan (pigmen yang terdapat pada rumput laut).

“Selain memberikan cita rasa asin, juga terdapat rasa umami. Memberikan rasa enak dan gurih pada masakan. Jadi tidak sekedar sehat,” papar Nurjanah.

Garam Gamy diproses dari rumput laut yang dihancurkan, dan dibersihkan dari air laut. Kemudian dilarutkan dengan air tawar, dan diuapkan. Sebagian filtratnya, masih terbawa pigmen dan serat.

Baca juga : Frekuensi Penerbangan Garuda Naik 32 Persen

“Penelitian ini sudah dimulai sejak tahun 2018, dan kini sudah berhasil dikomersialkan,” tutur Nurjanah.

Produksi garam Gamy dilakukan di dekat pantai atau di atas kapal, dekat tempat panen rumput laut. Namun saat ini, jarak tempat panen ke tempat produksi cukup jauh, sehingga berdampak pada tingginya biaya produksi.

"Sangat baik, jika garam Gamy bisa diproduksi massal. Karena Indonesia kaya berbagai jenis rumput laut. Indonesia memiliki rumput laut berukuran besar atau makroalga, dan sudah teridentifikasi 911 spesies. Namun hasil budidayanya yang sudah dikomersialkan, tidak lebih dari tiga spesies," papar Nurjanah.

"Itu sebabnya, kami membuat inovasi dengan memanfaatkan spesies rumput laut yang tidak pernah dikomersialkan yakni rumput laut hijau, coklat dan merah,” imbuhnya.

Baca juga : BNPT dan IPB Teken Kerja Sama Pencegahan Terorisme

Garam ini bukan hanya sekadar dicampur dan ditabur pada berbagai makanan. Lebih dari itu, juga bisa dijadikan sumber mineral tambahan.

Selain bagi penderita hipertensi, dapat dikonsumsi juga oleh orang yang kekurangan serat.

Residu garamnya, juga bisa dimanfaatkan sebagai sumber serat. Misalnya, sebagai toping berbagai produk.

“Garam ini juga dinilai baik untuk mencegah stunting ataupun penyakit degeneratif. Terutama untuk mencegah kanker usus, karena dapat menjadi sumber serat yang sangat baik bagi kesehatan,” tutur Nurjanah. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.