Dark/Light Mode

Ke RSCM, Ngobrol Dengan Ortu Pasien Gagal Ginjal Akut

Setiap Hari Nangis, Angkat Telpon Takut

Kamis, 20 Oktober 2022 07:05 WIB
Suasana RSCM. (Foto: UMM/Rakyat Merdeka)
Suasana RSCM. (Foto: UMM/Rakyat Merdeka)

 Sebelumnya 
Ekspresi para orang tua ini macam-macam. Ada yang asyik bermain HP, tidur-tiduran dan ada juga yang duduk menyender ke tembok dengan raut wajah sedih. Menurut informasi, biasanya ruangan ini selalu rame dengan suara tangis dari para orang tua pasien. Apalagi, bila ada kabar dari dokter bahwa anak yang dirawat meninggal dunia. Suasana yang sepi mendadak langsung penuh isak tangis. 

Salah satunya, seorang ibu-ibu berkerudung coklat yang enggan disebut namanya itu. Saat itu, ibu itu sedang kebingungan, cemas dan panik. Maklum, ibu tersebut mengaku sudah lama menunggu anaknya yang sakit di rawat di ruangan PICU. 

"Orang yang nggak tahu berpikir, ya ginjal aja. Ternyata yang diserang itu seluruh organ penting," kata dia, membuka obrolan.  

Baca juga : Kasus Gagal Ginjal Akut, Puan Minta Pemerintah Gencar Edukasi Masyarakat

Sejak anaknya didiagnosa menderita penyakit gagal ginjal akut, ibu tersebut mengaku langsung lemas. Apalagi, setiap hari anaknya diharuskan cuci darah. "Setiap hari nangis. Telpon bunyi kita takut. Ya Allah. Sekarang lagi ramai. Nanti kalau udah berhenti, sepi, nangis lagi. Aduh luar biasa pokoknya," tambahnya. 

Ditanya sudah berapa hari anaknya didiagnosa bergejala gagal ginjal, jawabannya bikin sedih. "Anak saya udah 41 hari di sini. Dalam keadaan koma 30 hari," aku dia. 

Nedi-salah satu orang tua pasien juga menuturkan kondisi yang sama. Nedi, menjelaskan awal mula anaknya diduga mengidap penyakit gagal ginjal akut. "Anak saya itu batuk pilek demam. Demamnya naik turun. Sempat di hari ketiga tinggi bangat, terus hasil cek lab aman. Nggak ada kendala," tutur Nedi. 

Baca juga : Jangan Sembarang Beli Obat, Tanpa Rekomendasi Tenaga Kesehatan

Nah, di hari keempat, ciri-ciri anak yang mengidap gagal ginjal akut terasa pada anak Nedi. Yaitu, terdapat penurunan fungsi pembuangan. Entah itu buang air kecil (BAK) maupun buang air besar (BAB). "BAK dan BAB yang biasanya sehari bisa ganti pampers delapan sampai 10 kali, tapi di hari kelima itu cuma dua kali dalam satu hari. Di hari selanjutnya terjadi penurunan. Terus pengurangan nafsu makan, minum, minum susu, itu tidak mau," ujarnya. 

Karena itu, dia memeriksakan kondisi anaknya di salah satu klinik kesehatan dekat rumahnya. Setelah diperiksa, anak Nedi diberi obat penurun panas dengan kandungan paracetamol. "Digunakanlah (paracetamol) karena panasnya naik turun. Berlanjut di hari kelima dan keenam, singkatnya di Jumat (14/10) lalu anak saya kelemesan. Sehingga saya bawa ke RS A (sebelum RSCM) untuk cek. Hasil cek lab diagnosanya penyakit campak atau DBD," lanjut dia. 

Namun, sayangnya tidak ada perubahan setelah Nedi bawa anaknya berobat di RS A. BAK dan BAB-nya tetap sulit. "Akhirnya anak saya dirujuk ke RS yang ada penanganan cuci darah untuk anak-anak. Ketemulah RS sekarang ini, RSCM yang memang penanganan anaknya sudah kelas nasional," sebut dia. 

Baca juga : Apotek Dilarang Jual Obat Dalam Bentuk Sirup

Dia menambahkan, orang tua pasien gagal ginjal akut tidak diperkenankan menemani anaknya selama 24 jam. Namun, diminta untuk tetap berjaga karena sewaktu-waktu harus siap jika dibutuhkan. "Kami hanya bisa berpasarah karena kami tidak bisa pantau 24 jam. Hanya bisa menyerahkan ke tim medis," sebut dia. 

Kendati demikian, dia yakin tim medis mampu memberikan pelayanan yang terbaik untuk anaknya. Hal itu dibuktikan dari informasi yang disampaikan tim medis, bahwa kondisi kesehatan anaknya baik-baik saja.

"Penanganan sangat responsif, komunikatif, dan edukatif. Tidak pernah diabaikan, selalu diprioritaskan," tutur Nedi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.