Dark/Light Mode

Harga Beras Melejit

Pak Zul, Gimana Ini...

Rabu, 26 Oktober 2022 06:50 WIB
Ilustrasi Harga Beras Terus Naik. (Foto: TEDY OCTARIAWAN KROEN / RM).
Ilustrasi Harga Beras Terus Naik. (Foto: TEDY OCTARIAWAN KROEN / RM).

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga beras yang mulai naik sejak Agustus lalu belum menunjukkan akan melandai. Emak-emak mulai waswas. Khawatir harga beras makin melejit tak terkendali. Warganet pun bertanya ke Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, bagaimana ini pak?

Harga beras mulai mengalami kenaikan sejak Agustus lalu. Kenaikannya memang tipis. Hanya di kisaran Rp 200 per kilogram. Namun, jika kenaikan terus terjadi, lama kelamaan mulai terasa berat juga.

Baca juga : Mendagri Imbau Daerah Kompak Kendalikan Inflasi

Merujuk Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendag, harga beras jenis premium rata-rata per Agustus masih di kisaran Rp 10.400 per kilogram. Kemudian tiap bulan naik hampir Rp 200 per kilogram. Per hari kemarin, harga beras rata-rata sudah di kisaran Rp 11 ribu per kilogram. Sedangkan beras premium naik dari Rp 12.500 menjadi Rp 12.900 ribu per kilogram.

Sementara mengutip hargapangan.id, saat ini harga beras kualitas super I senilai Rp 13.500-Rp 13.900 per kilogram. Kemudian, beras kualitas super II Rp 13.150 per kg. Beras kualitas medium I Rp 12.200 per kg, dan beras kualitas medium II Rp 12 ribu per kilogram.

Baca juga : Harga Beras Naik, Zul Kena Sorot Jokowi

Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebut, harga beras di tingkat pedagang saat ini sudah jauh dari Harga Pokok Penjualan (HPP) ditetapkan Bapanas yakni Rp 8.800 per kilogram. Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas, Rachmi Widiriani mengatakan, kenaikan harga beras dipicu karena produksi gabah yang turun dan harganya yang naik.

Rachmi mengakui di musim gadu seperti saat ini, Bulog mengalami kesulitan penyerapan beras. Sebab, Bulog juga harus menyalurkan cadangannya agar harga beras tidak terus melonjak. Di saat yang sama, Bulog juga kalah bersaing dengan swasta dalam menyerap gabah.

Baca juga : Negara-negara GNB Berutang Kemerdekaan Pada Palestina

Rachmi pun memperkirakan target stok beras sebesar 1,2 juta ton pada Desember 2022 pun tak bisa tercapai. Bahkan, ia memprediksi stok beras di Bulog pada akhir tahun di bawah 500 ribu ton.

Dalam kondisi ini, Rachmi mengatakan perlu dilakukan perbaikan tata kelola cadangan pangan nasional. “Belajar dari kasus kenaikan harga minyak goreng yang harganya dilepas ke pasar, pemerintah tidak punya kekuatan secara cepat dari jumlah maupun waktu untuk mengendalikan situasi yang menyebabkan kejadian misalnya harga naik,” kata Rachmi, dalam webinar bertajuk Harga Beras Naik, Apa Solusinya, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.