Dark/Light Mode

Dana Pandemi Terkumpul 21,7 Triliun

RI Ikutan Nyawer 50 Juta Dolar AS

Senin, 14 November 2022 07:55 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat Launching Pandemic Fund di Nusa Dua, Bali pada Minggu (13/11/2022). (Foto: Humas Kemenkeu)
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat Launching Pandemic Fund di Nusa Dua, Bali pada Minggu (13/11/2022). (Foto: Humas Kemenkeu)

 Sebelumnya 
Tidak hanya Indonesia, se­jumlah negara juga mulai me­nyampaikan proposal untuk pemanfaatan pandemic fund yang bentuknya berupa grant, atau tidak memiliki bunga ini. Sejauh ini, ada 300 proposal yang siap dikirimkan.

Selain itu, Ani mengungkap­kan, Pemerintah Indonesia ikut berpartisipasi sebesar 50 juta dolar AS dalam penyediaan dana pandemi.

Sebagai Presidensi G20 tahun 2022 ini, Indonesia memimpin Satgas Gabungan Keuangan dan Kesehatan atau JFHMM yang berisi menteri keuangan dan menteri kesehatan dari negara anggota G-20.

Baca juga : 2 Hari Sebelum KTT G20, Jokowi Luncurkan Dana Pandemi

Dalam pandangannya, nilai 50 juta dolar AS ini memang jauh di atas dari share Indonesia dalam ekonomi dunia.

Namun, hal ini menjadi wu­jud komitmen Indonesia, yang saat ini memegang Presidensi G20.

Seluruh negara anggota G-20 meminta tata kelola dari dana ini harus lebih inklusif serta memberikan perhatian kepada negara-negara berpendapatan terendah dan negara-negara berkembang terkait pengembangan kapasitas untuk kesiapsediaan pandemi.

Baca juga : Pinjol Sukses Gaet 90,21 Juta Nasabah

“Ini deliverables yang sangat baik dan sangat konkret. Menunjukkan komitmen kuat dan kolaborasi dari semua negara anggota G-20 yang didukung oleh organisasi internasional dan komitmen yang berasal dari banyak organisasi filantropi,” tutur mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini.

Dari kajian yang dilakukan untuk penanganan pandemi, dibutuhkan dana 10 miliar dolar AS. Saat ini telah terkumpul dana sebesar 1,4 miliar dolar AS untuk penanganan pandemi. Artinya, sudah terlampaui.

Dalam kesempatan yang sama, Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan pentingnya sinergi antara sektor finansial dan keuangan.

Baca juga : Dubes RI Bulgaria Golkan MoU 35 Juta Dolar AS

Sebab, dalam 20 tahun terakhir, pandemi memberikan dampak besar ke perekono­mian.

Misalnya, pada 2003, ketika terjadi wabah flu burung, ekonomi terdampak hingga 50 miliar dolar AS. Kemudian, wabah ebola di tahun 2014 mem­berikan dampak ekonomi hingga 50 juta dolar AS.

“Aasan G20 saat dibentuk tahun 2008 yang pada awal sepenuhnya adalah permasalahan ekonomi sekarang juga memper­hatikan permasalahan kesehatan. Alasannya adalah krisis keseha­tan membawa dampak ekonomi yang sangat signifikan secara global,” ucap Budi. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.