Dark/Light Mode

Garap Medsos, BPIP Siap Kolaborasi

Sabtu, 19 November 2022 08:36 WIB
Diskusi Kelompok Terpumpun Grand Design Kolaborasi Penguatan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Media Sosial yang digelar BPIP di Bekasi, Jumat (18/11). (Foto: Ist)
Diskusi Kelompok Terpumpun Grand Design Kolaborasi Penguatan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Media Sosial yang digelar BPIP di Bekasi, Jumat (18/11). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) telah aktif memanfaatkan media sosial dalam pembumian Pancasila. Butuh dukungan berbagai pihak agar penetrasi konten bisa kreatif dan efektif. 

Masukan itu disampaikan para ahli dan praktisi dalam Diskusi Kelompok Terpumpun 'Grand Design Kolaborasi Penguatan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Media Sosial' yang digelar BPIP di Bekasi, Jumat (18/11). 

Deputi Hubungan Antar Lembaga, Sosialisasi, Komunikasi, dan Jaringan BPIP Prakoso mengungkapkan, jumlah netizen Indonesia kini seolah lebih banyak dari jumlah penduduk. Lantaran tiap hari masyarakat main medsos, tentu penguatan nilai-nilai Pancasila tak bisa via cara konvensional. 

Baca juga : Gelar Dikpol Dan Rakornis, BSNPG Siap Menangkan Golkar di Pemilu 2024

"Kalau kita tidak turut serta dalam rutinitas masyarakat, apalagi milenial, takutnya netizen Indonesia makin tidak sopan dan sering mengumbar ujaran kebencian lewat medsos," buka Prakoso. 

Diingatkan, prinsip Pancasila sebagai dasar negara, filosofi, dan pandangan hidup. "BPIP tidak boleh salah. Masih ada kendala karena kurang kepercayaan diri untuk mengupload konten apa saja yang diminati masyarakat," tukasnya.

Agar efektif dan tepat sasaran, menurut Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP M. Akbar Hadi Prabowo, BPIP terus menggarap Grand Design Kolaborasi Penguatan Nilai-Nilai Pancasila. "Arahan Presiden Jokowi, kita perlu membanjiri medsos dengan narasi Pancasila. Anak-anak muda, kalau tidak mengerti masalah ideologi Pancasila, bahaya negara ini. Hati-hati menyerap informasi, pengetahuan dan nilai-nilai," beber penggagas kampanye hashtag #gemarmulia (Gerakan Masyarakat Menyebarkan Konten Mulia) ini.

Baca juga : Forum 2045 Gelar Seminar Kolaborasi Di UGM

Adapun jurnalis senior Hardy R Hermawan menambahkan, medsos adalah representasi dari kehidupan sosial. Bagaimana orang bisa berinteraksi, berekspresi, dan berpendapat. 

"Bedanya medsos itu segala sesuatu yang terhubung dengan internet, sedangkan jejaring sosial lebih intens dalam komunikasi," jelasnya.

Dengan segala karakteristik medsos, Hardy menilai BPIP tidak bisa sendirian. Butuh dukungan dari pihak ketiga, swasta, korporat atau stakeholders lain. "Misalnya mau membumikan Panca Mandala untuk milenial, ya tidak masuk kalau pakai seminar atau FGD. Masuk kalau bikin TikTok Challenge atau Stand Up Comedy," bebernya. 

Baca juga : Sasar Gen Z, BPIP Diminta Garap TikTok

Hal senada disampaikan pakar komunikasi Bahrul Ulum Wijaksana, Kasubdit Hubungan Antar Lembaga APH BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) Kombes Pol Slamet Riyadi, dan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Savic Ali. Masing-masing menekankan pentingnya strategi menyasar audiens generasi milenial dan kolaborasi lintas-pihak. Lantaran BPIP dinilai sudah cukup eksis dan memiliki kewenangan yang kuat. 

Dari aspek regulasi, Plt. Direktur Jenderal Peraturan Perundang-undangan Kemenkumham Dhahana Putra mengatakan, pihaknya siap mendukung BPIP dalam tiap perencanaan, penyusunan, pembahasan, hingga pengundangan regulasi. Khususnya dalam Grand Design Kolaborasi Penguatan Nilai-Nilai Pancasila oleh BPIP. "Dapat mengatasi berbagai tantangan dengan baik, melalui inovasi dan terobosan kreatif yang out of the box dengan didasari ketentuan yang ada," ujar Dhahana.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.