Dark/Light Mode

NasDem Pasrah

Dipertahankan Ok, Dicopot Juga Siap

Sabtu, 24 Desember 2022 06:40 WIB
Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. (Foto: Istimewa).
Presiden Jokowi dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. (Foto: Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Partai NasDem pasrah menyikapi kencangnya wacana reshuffle kabinet. NasDem yang punya 3 kursi menteri di Kabinet Indonesia Maju (KIB) menyerahkan nasib kadernya kepada Presiden Jokowi. Dipertahankan Ok, dicopot juga siap.

Partai besutan Surya Paloh itu memang paling disorot saat wacana reshuffle kembali diembuskan presiden. Maklum, Nas­Dem satu-satunya parpol koalisi pendukung pemerintah yang saat ini dianggap dekat dengan oposisi. Termasuk, sudah mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai capres.

Wakil Ketua Umum NasDem, Ahmad Ali awalnya berdalih reshuffle kabinet merupakan hak prerogatif presiden. Menurutnya, reshuffle dianggap perlu dilaku­kan bila tujuannya untuk men­dongkrak kerja pemerintahan.

Baca juga : Pemerintah Terbitkan Perppu Pemilu, Ini Lho Gunanya

Politisi yang kerap mendampingi Anies safari politik ke berbagai daerah ini, menegas­kan, sikap NasDem ke Jokowi tidak akan berubah. Termasuk bila akhirnya reshuffle kabinet nanti akhirnya mendepak kader NasDem dari kabinet.

"Kalau dianggap tidak cakap, ya NasDem bisa apa, tetapi Jokowi sahabat NasDem. Kami selalu ber­pikir positif, apapun keputusannya minta menanggapi hasil survei Charta Politika yang menyebut mayoritas responden menginginkan ada reshuffle kabinet.

Apakah akan ada reshuffle dalam waktu dekat Pak Jokowi? "Mungkin," kata Jokowi singkat. Kapan? Mantan Walikota Solo itu masih berahasia. "Ya nanti," ucapnya.

Baca juga : Gagasan Khilafah Dimanfaatkan Untuk Adu Domba

Sebenarnya, isu reshuffle kabinet ini sudah berlangsung beberapa bulan terakhir. Tepatnya, usai Partai NasDem, salah satu anggota koalisi pendu­kung pemerintah melakukan deklarasi mengusung Anies Baswedan sebagai capres, awal Oktober lalu.

Keputusan NasDem itu membuat koalisi pemerintah mulai bergejolak. Apalagi, calon mitra koalisi NasDem untuk mengusung Anies adalah Demokrat-PKS, dua parpol yang selama ini berada di luar pemerintahan. Semen­tara Anies sebagai capres yang diusung selama ini dipersepsikan sebagai idolanya kalangan oposisi.

Salah satu yang paling kencang mengkritik NasDem mendorong adanya reshuffle kabinet adalah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. Dalam bahasa isyarat, Hasto menyebut keputusan NasDem itu membuat "biru sudah lepas dari koalisi", dan di lain kesempatan sebagai "duri dalam daging".

Baca juga : Korsel Paksa Juara Dunia 2 Kali Uruguay Mainkan Skor Kacamata 0-0

Dorongan agar NasDem keluar dari koalisi sebelum Jokowi mendepaknya dari kabinet makin kencang usai salah satu kadernya melemparkan pernyata­an kontroversial. Dia adalah Zulfan Lindan. Saat itu, dia menyebut Anies Baswedan yang merupakan capres dari NasDem merupakan antitesa Jokowi.

Meskipun NasDem menegaskan itu sebagai sikap pribadi dan menjatuhkan sanksi kepada Zulfan, tensi politik kala itu cukup panas. Para elit dari parpol koalisi pendukung pemerintah rame-rame mengkritik NasDem yang dianggap bermain di dua kaki.

Ditambah lagi, belakangan muncul kabar bahwa hubungan Ketum Nas­Dem dengan Presiden Jokowi semakin buruk. Bahkan saat Partai NasDem merayakan ulang tahun ke-11 pada 11 November lalu, Jokowi tidak hadir dan juga tidak memberikan ucapan se­lamat. Berbagai kalangan menganggap sikap Jokowi sebagai ekspresi sudah tidak nyaman dengan NasDem.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.