Dark/Light Mode

Smart Grid sebagai Solusi Pemerataan Elektrifikasi di Daerah 3T Terintegrasi PLTMH

Rabu, 4 Januari 2023 14:19 WIB
Skema sistem smart grid (Sumber: Kemendikbudristek)
Skema sistem smart grid (Sumber: Kemendikbudristek)

Seiring perkembangan zaman, kebutuhan energi di kalangan masyarakat semakin meningkat, terutama pada kebutuhan energi listrik yang digunakan setiap harinya. Bukan suatu masalah yang besar jaringan listrik atau elektrifikasi bagi kita yang berada di pusat perkotaan. Melainkan bagi masyarakat yang tinggal di pedesaan atau yang berada di daerah 3T (terdepan, tertinggal dan terluar) hal tersebut menjadi masalah yang belum terselesaikan sampai saat ini. Hal tersebut karena tantangan mentransportasikan seluruh alat-alat yang dibutuhkan karena medan yang sangat berat seperti melewati hutan dan sungai. Berdasarkan dayamada.id, daerah 3T di Indonesia ini 90% memiliki sungai karena berada pada pinggiran di wilayah Indonesia. Dibutuhkan inovasi guna memanfaatkan ekosistem tersebut secara maksimal. 

Mikrohidro merupakan pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan air sebagai sumber tenaganya dengan kapasitas sebesar 5kW-1MW per unitnya. Mikrohidro ini bisa menjadi solusi energi mandiri dan bersih untuk daerah 3T di Indonesia. Dari tahun 1997 hingga 2020, perempuan bernama Tri Mumpuni menjadi sorotan publik karena dirinya sudah membangun sebanyak 65 pembangkit listrik mikrohidro di daerah terpencil yang dimana sebagian termasuk daerah 3T. Karena hal tersebut, desa-desa menjadi memiliki pendapatan karena listrik tersebut. Dalam mendukung hal tersebut, terdapat inovasi lain yang dapat dilakukan guna mengoptimalkan daya yaitu dengan menintegrasikan mikrohidro dengan smart microgrid technology. Smart microgrid technology adalah teknologi yang dapat mengatur ketidakstabilan dari daya berlebih yang dihasilkan pembangkit energi baru terbarukan.

Baca juga : Lemahnya Sosialisasi Jadi Penghambat Percepatan Sertifikasi Halal

Jaringan cerdas atau smart grid merupakan jaringan listrik yang dapat mengintegrasikan konsumen dan generator sebagai efisiensi dalam menyalurkan listrik dengan kapasitas dan jangkauan area yang mudah untuk diakses, ekonomis, aman, keandalan, kegunaan, pembangkitan serta berkelanjutan. Seperti yang diketahui bahwa distribusi listrik di Indonesia belum merata, masih terdapat 4.700 Desa yang belum teraliri listrik. Dengan demikian sistem smart grid dapat membantu untuk pemerataan listrik di Indonesia, khususnya yang berada di daerah 3T. Sistem smart grid merupakan jaringan listrik yang berdasarkan pada teknologi. Dimana, teknologi smart grid itu sendiri sudah mulai dikenal dan diterapkan di Indonesia sejak lama, buktinya di daerah Sumba Barat Daya tepatnya pada Desa Billa Cenge, sudah terdapat demo plant smart microgrid yang ada pada Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

Pada smart grid kemungkinan akan terjadi aliran daya dua arah, hal ini dapat terjadi karena terdapat beberapa pembangkit terdistribusi yang terjadi disekitar wilayah beban. Oleh karena itu, aliran daya tersebut perlu dirancang supaya mendapatkan hasil jaringan listrik yang lebih efisien dan optimal. Dalam mengatur aliran daya dibutuhkan pengaturan pada peralatan yang ada pada jaringan. Pengaturan tersebut bisa berjalan karena adanya smart grid yang mempunyai sistem komunikasi data yang bersifat dua arah. Hal tersebut yang menyebabkan smart grid memiliki kaitan yang sangat erat pada teknologi dan komunikasi.

Di Indonesia selama ini dalam mengelola listrik yaitu dengan menggunakan aliran daya satu arah, dimana aliran dayanya berasal dari PT PLN (Persero) yang menyalurkan aliran listrik ke rumah-rumah. Dengan adanya sistem smart grid yang terintegrasi dengan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) maka aliran daya listrik yang tersuplai ke rumah-rumah akan berjalan dua arah, artinya setiap rumah nantinya dapat mengontrol sendiri dalam penggunaan energi listrik yang digunakan. Komponen yang digunakan tentunya menjadi sangat penting dalam pembangunan sistem smart grid. Dengan adanya komponen yang saling support dan pendukung yang baik maka sistem smart grid akan terwujud tanpa adanya banyak kendala. Komponen yang digunakan untuk meningkatkan efisiensi pada PLTMH adalah turbin dan generator. Pada PLTMH turbin dan generator digunakan untuk mengubah putaran yang didapatkan oleh pengaruh aliran air menjadi energi listrik. Hal ini dilakukan dengan cara menghubungkan rotor dengan puli pada generator. Selain itu juga terdapat penstock (pipa sesat) yang dibutuhkan untuk menggerakkan turbin agar turbin dapat menghasilkan energi yang maksimal. Terdapat pula bak penenang yang bertujuan untuk mencegah sampah-sampah yang melewati/mengotori sungai.

Baca juga : Unas Terima Program Insentif Pengabdian Masyarakat Terintegrasi MBKM

PLTMH merupakan suatu gagasan pengimplementasian dalam sistem smart grid. PLTMH adalah pembangkit yang memanfaatkan debit air untuk menghasilkan energi listrik. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Siti Suci Murni dan Agus Suryanto, tingkat efisiensi dari PLTMH yaitu sekitar 70-90%. Dengan demikian PLTMH dapat menjadi salah satu solusi untuk membantu pendistribusian di wilayah 3T. Maka dibuatlah sistem smart grid untuk membantu penerobosan PLTMH sehingga listrik yang dihasilkan pada PLTMH dapat memenuhi kebutuhan listrik di wilayah tersebut. 

Terdapat beberapa contoh bahwa PLTMH cukup efisien terhadap sistem kelistrikan Indonesia, karena untuk PLTMH hanya membutuhkan aliran air dengan debit yang lebih kecil dibandingkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), banyak sungai-sungai atau saluran irigasi di Indonesia yang dapat dimanfaatkan dengan membangun PLTMH. Selain itu biaya yang digunakan untuk membangun PLTMH di desa-desa dapat dikatakan murah, sehingga dapat dikembangkan ke wilayah-wilayah 3T. Contoh saja di Negeri Hukurila (Ambon) dengan kapasitas sebesar 3.30 kW, Dusun Pulau Timun (Sumatera Selatan) menghasilkan 87.46 kW, PLTMH Melong yang menghasilkan 100 kW, PLTMH Kombongan sebesar 165 kW, dan PLTMH Sengkaling sebesar 100 kW. Dilihat dari kapasitas daya yang dihasilkan dari beberapa PLTMH dapat disimpulkan bahwa PLTMH cukup efisien untuk membantu penyebaran listrik Indonesia di wilayah 3T.

Baca juga : RS YARSI-8 Perusahaan Asuransi Jalin Kerja Sama Terkait Fasilitas CoB BPJS

Kesimpulan

Smart grid merupakan sebuah implementasi dari PLTMH yang diharapkan dapat membantu dalam pemerataan listrik di Indonesia, khususnya pada daerah 3T. PLTMH dengan pembuatan dan pengoperasiannya yang ramah lingkungan dan terbuka, efisiensi yang tinggi hingga mencapai 70-90% serta biaya operasional dan perawatan yang murah merupakan salah satu pilihan dari sumber energi baru terbarukan yang tepat untuk Indonesia dalam mencapai target bauran energi sebesar 23% di tahun 2025 mendatang. Pengimplementasian smart grid yang terintegrasi PLTMH juga diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kalangan bisnis untuk berinvestasi dalam sektor energi baru terbarukan di Indonesia. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.