Dark/Light Mode

Ketua Umum PP Prima DMI: Jadikan Masjid Tempat Edukasi Pemilu

Kamis, 5 Januari 2023 15:13 WIB
Ketua Umum PP Prima DMI, Ahmad Arafat. (Foto: Istimewa)
Ketua Umum PP Prima DMI, Ahmad Arafat. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemilu serentak tahun 2024 bakal berpotensi menjadikan rumah ibadah sebagai media kampanye dan panggung politik identitas.

Serentaknya pelaksanaan pemilihan legislatif dan presiden bakal menyulitkan, apalagi jika semua proses politik tidak terawasi dengan baik, terutama dengan adanya indikasi pelanggaran pemilu di rumah-rumah ibadah.

Ketua Umum PP Prima DMI, Ahmad Arafat, menyebutkan bahwa masjid harus menjadi tempat edukasi bagi masyarakat terkait Pemilu. Langkah itu bisa dimulai dengan adanya kegiatan edukasi pengurus dan remaja masjid.

Baca juga : Ketua KPU Wajib Ingatkan Parpol Kemungkinan Hasil Gugatan UU Pemilu

Dia bilang, KPU dan Bawaslu sebaiknya melibatkan pengurus dan remaja masjid untuk mengawasi proses kampanye di masyarakat. Terutama yang dilakukan beberapa pihak di rumah ibadah.

"Pengurus dan remaja masjid harus diajak kolaborasi oleh KPU dan Bawaslu. Jangan hanya karena aturan menyatakan kampanye tidak boleh di rumah ibadah, sehingga sosialisasi juga tidak dilakukan di rumah ibadah. Sehingga, tidak ada yang teredukasi dengan baik terkait aturan ini," kata Arafat, dalam keterangannya, Kamis (5/1).

Di balik kekhawatiran beberapa pihak terhadap pesta demokrasi bakal berlumur politik SARA dan dagangan identitas. Kekhawatiran itu, ujar dia, seharusnya dijawab dengan gencar melakukan edukasi.

Baca juga : Sekolah Masih Bisa Memilih

"Narasi yang berkembang ialah bahwa segala sesuatu yang keluar di corong masjid pada saat masa kampanye dianggap salah atau melanggar. Ini berpotensi menjauhkan orang ke rumah ibadah, maupun lebih parah lagi dapat memicu konflik diametral di dalam ekosistem rumah ibadah tersebut," ungkap dia.

Akibat ketiadaan edukasi yang tepat dan dibutuhkan oleh umat beragama di ranah ruang atau tempat ibadah, maka risikonya umat akan terus berpolemik tentang hal yang masing-masing dianggap benar dan salah.

"Hal ini jika dibiarkan akan menjadikan sentimen negatif dan potensi konflik tersebut tidak akan pernah terurai dan selesai," sebut Arafat.

Baca juga : Cegah Karhutla, APP Sinar Mas Edukasi Pelajar

Dia berpendapat, masyarakat harus dilibatkan dalam mengawasi narasi yang berkembang di masjid. Pengawasan tersebut dimulai dengan edukasi bahwa politik identitas dilarang. Apalagi bila memanfaatkan tempat ibadah sebagai media kampanye Pemilu 2024.

"Pengalaman pada Pemilu 2019 lalu memberikan pelajaran betapa besarnya keberadaan dan peran tempat ibadah dalam menentukan tolok ukur keberhasilan pelaksanaan Pemilu," imbuh dia.

"Pemilu adalah pesta demokrasi untuk semua. Semuanya termasuk remaja masjid, bertanggung jawab untuk berkontribusi pada kelancaran dan kesuksesan gelaran ini," tutup Arafat. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.