Dark/Light Mode

Pembakaran Alquran Di Swedia, Ikaluin: Ini Teror Yang Ancam Kedamaian Beragama

Jumat, 27 Januari 2023 17:04 WIB
Sekretaris Ikaluin Bekasi Raya, Hamdi. (Foto : ist)
Sekretaris Ikaluin Bekasi Raya, Hamdi. (Foto : ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ikatan Alumni UIN (Ikaluin) Syarif Hidayatullah Jakarta Cabang Bekasi Raya mengutuk keras aksi pembakaran dan penyobekan mushaf Al Quran di Swedia dan Belanda.

Sekretaris Ikaluin Bekasi Raya Hamdi mengatakan, tindakan pembakaran Alquran adalah bentuk teror terhadap kedamaian antar umat beragama.

"Ini teror dan ekstrim yang bisa menimbulkan kegaduhan bahkan perpecahan  antar umat beragama," ujar Hamdi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (27/1).

Baca juga : 1000 Abrahamic Circles: Ini Adalah Penghinaan, Muslim Tolong Jangan Terprovokasi

Alumni Pernmbandingan Agama UIN Jakarta ini menjelaskan bahwa kebebasan beragama bukan tidak ada batas. Harus menghormati keyakinan agama lain. Pembakaran kitab suci sudah masuk penistaan agama.

"Ekspresi kebebasan bukan begitu. Ada batasannya. Ini kan penistaan jadinya," tegas Hamdi yang juga Fungsionaris Partai Golkar Kota Bekasi.

Hamdi meminta pemerintah Indonesia harus mengambil langkah tegas dan kongkrit karena tindakan ini bisa mengancam perdamaian dan kerukunan umat beragama.

Baca juga : Menag: Itu Jelas Teror Dan Tindakan Ekstrem

"RI harus ambil sikap berani. Kami minta pemerintah Indonesia memanggil Duta Besar Negara Swedia dan Denmark guna meminta penjelasan. Jika masih ngeyel, pemerintah Indonesia harus memulangkan mereka dari Indonesia serta memutus hubungan diplomatik dengan Swedia dan Denmark," tegasnya," tegasnya

Diketahui, Rasmus Paludan, pemimpin partai Stram Kurs yang berhaluan ekstrem sayap kanan Denmark, melakukan aksi pembakaran Al Quran di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia, pada 21 Januari 2023.

Sehari kemudian, aksi menyobek mushaf Al Quran dilakukan dalam demonstrasi anti-Turki di Den Haag, Belanda.

Baca juga : Pembakaran Alquran Di Swedia, Bu Retno Bersuaralah

Otoritas Swedia mengatakan demonstrasi yang digagas Paludan itu sah-sah saja di bawah Undang-Undang Kebebasan Berpendapat Swedia.

Dikutip Reuters, Paludan merupakan politikus asal Denmark yang memiliki kewarganegaraan Swedia. Ia merupakan pemimpin kelompok sayap kanan Garis Keras.

Ini bukan kali pertama Paludan memicu kontroversi. Sejak terjun ke dunia politik, Paludan memang dikenal sebagai ekstremis sayap kanan garis keras yang kerap menyuarakan sentimen anti-Islam dan imigran. Selama ini, Paludan memang dikenal sebagai politikus anti-Islam dan xenofobia (anti-imigran).
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.