Dark/Light Mode

Ngabalin Pembela Moeldoko

Minggu, 5 Februari 2023 07:41 WIB
Kepala KSP Moeldoko (tengah) berasama Tenaga Ahli KSP Ali Mochtar Ngabalin (kiri). (Foto: Ist)
Kepala KSP Moeldoko (tengah) berasama Tenaga Ahli KSP Ali Mochtar Ngabalin (kiri). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Staf Presiden (KSP), Jenderal (Purn) Moeldoko dapat serangan keras dari ekonom senior Faisal Basri. Eks Panglima TNI itu dijuluki jadi sumber konflik kepentingan di lingkaran Istana. Mengetahui bosnya mendapat serangan ini, Tenaga Ahli KSP, Ali Mochtar Ngabalin langsung mati-matian membela.

Kritikan Faisal Basri itu sebenarnya sudah lama, disampaikan dalam peluncuran Corruption Perception Index (CPI) atau Indeks Persepsi Korupsi yang digelar Transparency International Indonesia (TII) di Jakarta Pusat, Selasa (31/1), tapi beritanya baru viral baru-baru ini.

Ada 2 nama yang dikritik Faisal, yakni Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Moeldoko.

Luhut dituding Faisal sebagai perwakilan dari penguasa yang melindungi investor asing. Kata dia, peran Luhut ini dalam mengubah regulasi yang lebih untungkan investor ketimbang rakyat. Luhut juga dituding sebagai humasnya investor asing.

"Enggak perlu PR, jadi murah sekali. Nah itulah yang namanya bukan conflict of interest lagi, tapi berkelindan," tukasnya.

Sedangkan Moeldoko dibilang Faisal sebagai raja conflict of interest dari kepentingan tersebut. Hal itu karena Moeldoko juga menjabat sebagai Ketua Umum Perkumpulan Industri Kendaraan Listrik Indonesia (Periklindo).

Baca juga : Modric Nggak Ngiler Gaji Selangit Ronaldo

Faisal juga menuding Moeldoko mengurus Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik atau Online Single Submission (OSS). "Sepanjang Moeldoko ada di situ yang diurus OSS, ya kan? OSS kemudian apalagi, pengadaan barang oleh LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah) itu kecil semua. Itu kan yang namanya petty corruption," bebernya.

Mendengar kritikan Faisal ini, Ngabalin naik pitam. Ia menyebut Faisal telah memfitnah Moeldoko, lantaran tak ada bukti, hanya berdasarkan opini. "Lagi-lagi si raja fitnah. Namamu bagus Faisal Basri, sangat Islami, tapi busuk hatimu," bela Ngabalin melalui akun Twitternya @AliNgabalinNew.

Kata Ngabalin, perbuatan Faisal sangat keji. Terlebih, Moeldoko seorang Muslim yang terus memelihara salat lima waktunya. Sehingga, tuduhan Faisal rasanya tak mungkin dilakukan jenderal bintang empat itu.

Saking kesalnya, Ngabalin benar-benar tak bisa menahan emosinya. Ia ingin bertemu, dan membalas perbuatan yang dilakukan Faisal. "Kepengen kuludahi wajahmu, serta hatimu yang penuh iri dan dengki," ucap Ngabalin, kesal.

Semua komentar Ngabalin ini ditulis dalam akun twitternya @AliNgabalinNew mengomentari berita di Radar Actual dengan judul "Faisal Basri: Raja Conflict of Interest Itu Moeldoko, Ada di Istana!"

Setelah Ngabalin ngetwit begini, ramai lah yang berkomentar. Salah satunya, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani. Ia tak membela Ngabalin, atau mengkritik Faisal. Arsul lebih pada posisi di tengah, memandang persoalan dengan bijak, dan memberi nasehat ke Ngabalin.

Baca juga : Sambo Minta Doa

"Bang @AliNgabalinNew. La taghdob walakal jannah (jangan marah bagimu surga). Mari kita tetap bil hikmah walmauidhotil hasanah (ucapan yang baik, lembut dan bijaksana), termasuk dalam merespon Bung Faisal Basri," pesan Arsul melalui akun Twitternya @arsul_sani, kemarin.

Sementara, politikus Partai Demokrat, Cipta Panca Laksana menyindir Ngabalin yang telah melakukan tindakan tidak terpuji, tapi terbebas dari sanksi. "Enak jadi pejabat jaman now. Bisa ngatain rakyat seenaknya, dan nggak ada sanksi dari bosnya," tutur Panca.

Pengamat Pendidikan Darmaningtyas juga ikut mengomentari persoalan ini. Hanya saja, ia tak berkomentar dengan aksi Ngabalin. Lebih kepada memberikan dukungan kepada Faisal agar tetap menjadi pengingat Pemerintah.

"Saya masih tetap percaya dengan integritas Bang Faizal Basri. Dan negeri ini memerlukan orang-orang seperti beliau yang selalu mengingatkan dengan data-data akurat. Tetap lanjut saja Bang Faizal," pesan @Darmaningtyas.

Lalu, bagaimana pakar memandang aksi Ngabalin? Pengamat politik Universitas Paramadina Hendri Satrio mengatakan, publik perlu menganggap wajar karena Moeldoko bosnya Ngabalin. Pembelaan itu merupakan bagian dari kesetiaan bawahan kepada atasannya.

"Ya harus kita mengerti Pak Ngabalin membela bosnya. Jadi ya nggak apa-apa. Kalau ketemu juga pasti akan baik-baik itu. Pak Ngabalin menunjukkan loyalitas dia pada atasannya," ulas pria yang akrab disapa Hensat kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Baca juga : Jangan Hilang Momentum

Meski, diakui Hensat, tak perlu juga Ngabalin mengungkapkan kekesalannya ke publik. Karena pernyataannya di media sosial bisa direspon negatif oleh masyarakat. Terlebih, ia seorang yang dianggap mewakili Istana.

"Ya walaupun nggak perlu marah-marah kenceng-kenceng begitu. Pakai ludah-ludah. Kan nggak pas. Tapi maksudnya adalah dia membela atasannya dan biasa di militer. Karena Pak Moeldoko militer itu mungkin wajar," kata Hensat.

Sebelumnya, Moeldoko telah menjelaskan bahwa keberadaannya di Periklindo lebih pada menjalankan fungsi sosialisasi kepada masyarakat mengenai kendaraan berbasis energi listrik. Sebuah lembaga edukasi agar masyarakat tak lagi doyan mengkonsumsi bahan bakar fosil.

Ia juga membantah cawe-cawe di OSS dan LKPP. “OSS dan LKPP itu bukan urusan KSP. Saya belum membaca pernyataannya, tetapi kalau memang seperti itu, saya katakan itu tidak benar," tegas Moeldoko.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.