Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Jadi Penyangga Jawa Barat Dan DKI Jakarta
BPS: Panen Padi Di Kabupaten Bekasi Meningkat Tiga Persen
Senin, 6 Februari 2023 07:45 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bekasi Nevi Hendri pastikan luas panen padi di wilayah kerjanya mengalami peningkatan sebanyak 3 persen dari luas panen tahun sebelumnya. Peningkatan ini dihitung berdasarkan metode Kerangka Sampel Area (KSA).
“Produksi padi dan beras dihitung hingga level kabupaten dan kota, termasuk hitungan di Kabupaten Bekasi dimana sejak 2021 luas panennya meningkat 3 persen,” ujar Nevi saat mendampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dalam kegiatan panen raya di Desa Sukakarya, Kab. Bekasi, Minggu (05/02/2022).
Bagi Nevi, kenaikan ini bisa dibilang sangat baik. Selain itu, produksi yang ada saat ini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Bekasi atau dalam kategori cukup. “Tinggal bagaimana kita optimalkan distribusinya supaya produksi yang dihasilkan berjalan maksimal,” jelasnya.
Nevi mengatakan produksi padi di Kabupaten Bekasi masuk 5 besar terbaik di Jawa Barat. Hal ini menunjukkan bahwa potensi padi atau gabah di Kabupaten Bekasi sangat luar biasa karena menjadi penyangga pangan di Jawa Barat dan Jakarta.
Baca juga : Pertemuan Golkar Dan NasDem Untuk Benahi Komunikasi Politik Koalisi Pemerintah
“Sehingga dengan posisi ini sangat perlu untuk dipertahankan keberlangsungannya termasuk juga regenerasi petani supaya milenial juga ikut turun ke bawah. Apalagi dengan adanya teknologi mekanisasi bisa menjadi daya tarik milenial untuk terjun sebagai pelaku pertanian,” tambahnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Nani Suwarni menyampaikan terimakasih atas perhatian Mentan terhadap perkembangan pertanian di wilayahnya. Adanya bantuan teknologi mekanisasi dan benih unggul yang diterima terbukti mampu meningkatkan produktivitas padi di wilayahnya. Bekasi sendiri memiliki luas baku lahan seluas 47.000 hektare, sedangkan lahan di Kecamatan Sukakarya mencapai 3.420 hektare. Dari luasan tersebut, lahan yang dipanen mencapai 423 hektare dengan rata-rata produktivitas mencapai 6,5 ton per hektare.
“Terimakasih atas semua bantuan dan perhatian Mentan SYL, termasuk berbagai bantuan dari kementan seperti teknologi dan mekanisasi,” ujarnya.
Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan Kab. Bekasi Mulyana juga memastikan kebutuhan dan pasokan beras petnai di wilayah Bekasi dalam kondisi aman dan melimpah. Bahkan hasi panen beras dari Bekasi juga mampu menyangga kebutuhan beras di Jawa Barat dan Ibu Kota Jakarta.
Baca juga : Jokowi Tak Berhenti Di Kata-kata
“Alhamdulillah panen musim ini hasilnya sangat memuaskan. Kualitas padinya juga sangat bagus dan lembut, sesuai apa yang diharapkan oleh petani,” ujar Mulyana.
Menurut Mulyana, produktivitas padi di Kabupaten Bekasi cukup bagus karena setiap kali tanam mampu menghasikan 6 sampai 7 ton per hektare. Ini bisa terwujud karena adanya perhatian Pemerintah dalam pemberian bantuan dan pendampingan. “Salah satunya bantuan Alsintan dan Kredit Usaha Rakyat. Saya kira sangat membantu sekali karena bisa meningkatkan produksi,” katanya.
Ketua Gapoktan Karya Makmur Bekasi, Caya Dadang menyampaikan terimakasih atas dukungan pemerintah dalam melakukan pendampingan petani. Bantuan bibit unggul dan juga teknologi mekanisasi yang diterima petani mampu mendongkrak produksi petani dengan rata-rata hasil panen 6 hingga 7 ton per hektare. “Ini tak lepas dari berbagai bantuan Pemerintah,” katanya.
Penyuluh Pertanian Sukamakmur Bekasi, Wawan Kurniawan, juga menegaskan bahwa penanaman maupun hasil panen di Bekasi sudah sangat memuaskan dengan hasil panen mencapai 6-7 ton lebih. Hasil tersebut sudah sesuai target karena varietas yang digunakan adalah IR-42. “Selain itu, disini kami sudah mendapat banyak bantuan dan pendampingan. Terutama pupuk organik cair dan cara membuat biosaka,” jelasnya.
Baca juga : Kami Targetkan Menang Di Jawa Barat 25 Persen
Sementara itu, Mentan SYL menyampaikan bahwa data yang diperoleh BPS merupakan data resmi negera yang tidak bisa diragukan lagi karena sudah menggunakan metode KSA. “Jadi jangan meragukan data BPS. karena datanya sudah melalui proses panjang,” tegasnya.
Kementan, lanjut SYL dalam pengolahan data menggunakan tiga metode, yaitu metode standing crop dan artificial inteligent, laporan daerah dan tinjauan di lapangan. Hasilnya sama dengan laporan BPS. “Hasilnya sama, beras kita cukup,” jelasnya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya