Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Diprotes Karena Mau Naikin Pajak
Gibran Tidak Tipis Kuping
Selasa, 7 Februari 2023 06:45 WIB
Sebelumnya
Gibran menilai, kenaikan NJOP sebagai hal wajar. Pasalnya, Kota Solo telah mengalami pertumbuhan ekonomi cukup signifikan. Apalagi Pemkot juga banyak memberi stimulus kepada masyarakat.
Dia mengatakan, masyarakat juga bisa mengajukan keringanan PBB kepada Wali Kota.
Namun, kebijakan itu membuat warga Solo protes karena kaget tagihan PBB mereka melonjak hingga tiga kali lipat dibanding tahun lalu. Mereka menganggap kenaikan dilakukan mendadak dan ugal-ugalan. Keluhan tersebut disampaikan melalui Unit Layanan Aduan Surakarta (ULAS).
Salah satu warga Kelurahan Kadipiro, Kecamatan Banjarsari, Siti Rahayu mengatakan, nilai PBB yang ditetapkan terlalu tinggi. Tidak sesuai jika dibandingkan dengan penghasilannya per bulan.
Baca juga : Gibran: Dapat Banyak Pesan
“Sebelumnya satu tahun sekitar Rp 5,6 juta sekarang Rp 14,2 juta. Saya dengan penghasilan kotor Rp 3 juta, opo ya mampu?,” tulisnya.
Akun @iwantarigan mengatakan, seharusnya Gibran memperkuat perekonomian warga Solo terlebih dahulu sebelum mengerek PBB. Caranya, dengan membantu Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) serta ekonomi kreatif. “Kebijakan ini memeras rakyat dengan alasan PAD,” ujarnya.
Akun @Pasrantobolo mengatakan, kebijakan Wali Kota Solo menaikkan pajak PBB dengan alasan demi meningkatkan PAD, tidak memihak kepada rakyat. Lebih rasional untuk tingkatkan PAD, Pemkot memperluas lapangan kerja dan aneka kegiatan kreatif dalam masyarakat.
Akun @MuslikhMohamad mengatakan, Gibran mencari cara yang paling mudah mengejar target PAD. Padahal seharusnya kepala daerah membuat terobosan meningkatkan PAD. “Siapapun pemimpinnya sepertinya bisa kalau begini,” katanya.
Baca juga : BKS: Kereta Cepat Naikin Daya Saing
Akun @CrimsonKarma81 mengungkapkan, pemimpin yang baik adalah yang meringankan beban warganya. Menaikkan pajak PBB 300 persen bukan solusi bijak. Kebijakan tersebut, hanya dilakukan oleh sekuler.
Menurut @wahyu332100, Pemerintah Kota Solo lebih baik menaikkan pajak hotel dan restoran yang konsumtif ketimbang menaikkan PBB.
Akun @LaJaya75536516 menyarankan Gibran segera merevisi atau membatalkan keputusannya tersebut. Dikhawatirkan, elektabilitas dan langkah Gibran maju di pilgub tak mulus karena kebijakan ini.
“Modelan gini digadang-gadang mau jadi Gubernur DKI,” ujar @aly_benzema. “Jangan sampai ke DKI model seperti ini, bisa kacau,” timpal @the__princess23. “Bagaimana kalau Gibran naik jadi gubernur. Baru aja wali kota sudah naikin PBB seenaknya sendiri,” tambah @dedy_amd.
Baca juga : Airlangga Buka-bukaan
Sementara, @JasrilMuhamaad menilai keputusan Gibran masih dalam batas kewajaran. Apa yang dilakukan Gibran merupakan risiko menjadi pejabat publik wali kota. Kata dia, apa lagi menjadi gubernur dan presiden, salah sedikit dicari kesalahannya. “Sabar ya Mas Gibran,” ujar @JasrilMuhamaad.
Akun @malhamahkubro menegaskan, Solo merupakan kota kaya raya. Rasanya, kenaikan PBB yang cuma 3 atau 4 kali saja tidak protes. Bahkan, dia juga meminta masyarakat berhenti protes.
“Pemerintah sudah habis-habisan bekerja untuk kesejahteraan rakyat,” katanya. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya