Dark/Light Mode

Kasus Gangguan Ginjal Akut Kembali Terulang

Prof Tjandra: Tragis Dan Menyedihkan

Rabu, 8 Februari 2023 15:16 WIB
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: dok. Pribadi)
Prof Tjandra Yoga Aditama. (Foto: dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pakar ilmu kesehatan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan keprihatinannya atas adanya kasus baru Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal (GGAPA) yang diumumkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Senin (6/2).

Satu kasus terkonfirmasi kasus gagal ginjal akut di Jakarta Timur, sementara kasus lainnya masih suspek di Jakarta Barat.

"Kini kembali ada anak Indonesia meninggal sesudah mengkonsumsi sirop obat, walaupun analisa sebabnya masih diteliti. Amat tragis dan menyedihkan bahwa anak Indonesia harus meninggal karena meminum obat yang resmi beredar," sesal Prof Tjandra, Rabu (8/2).

Baca juga : Kasus Gagal Ginjal Akut Muncul Lagi, DPR Minta Pemerintah Lakukan Evaluasi

Prof Tjandra menyebut, seharusnya pemerintah belajar dari pengalaman sebelumnya, ketika ratusan anak-anak harus menemui ajal karena GGAPA setelah mengonsumsi obat sirop.

"Bagaimana kita melindungi anak-anak bangsa jadinya? Tentu tidak dapat dikatakan saja bahwa orangtua harus waspada semata, ini kan obat resmi yang diberikan pada anaknya, jadi orangtua sudah waspada karena hanya menggunakan obat resmi, dan harusnya aman untuk anaknya," imbuh mantan Direktur World Health Organization (WHO) Asia Tenggara itu.

Prof Tjandra menyebut, jika kasus baru ini memang berhubungan dengan obat sirop yang beredar resmi, maka pertanyaan utamanya adalah bagaimana keamanan ratusan obat-obat sirop lain yang sekarang juga resmi beredar?

Baca juga : Kasus Gagal Ginjal Akut Kembali Renggut Korban Jiwa, Ini Kronologisnya

"Ini tidak dapat dipastikan bahwa semua seratus persen aman. Apakah kita akan mengambil risiko ada jatuh korban lagi? Memang tahun yang lalu ada ratusan anak yang meninggal, dan sekarang satu anak, tetapi satu nyawa tentu tidak dapat tergantikan oleh apapun juga," tegas Prof Tjandra.

Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu juga pun meminta pemerintah segera menyelidiki penyebab kasus GGAPA terbaru itu.

Menurutnya, karena kasus terkonfirmasi sudah meninggal pada 1 Februari 2023 yang lalu di RSCM, maka semestinya dalam rentang waktu seminggu sudah dapat memberi analisa yang lebih jelas tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Baca juga : Hakim Agung: Beri Kesempatan MA Perbaiki Kesalahan Di Peradilan Tingkat Pertama Dan Banding

"Tentu kemampuan laboratorium dan penyelidikan epidemiologis kita harusnya sekarang sudah jauh lebih siap karena belajar dari pengalaman ratusan anak meninggal beberapa bulan yang lalu itu, jadi analisa harusnya bisa lebih cepat dan akurat," tandasnya. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.