Dark/Light Mode

Idul Fitri Beda, Ketua Umum Muhammadiyah Berpesan Untuk Jaga Toleransi

Jumat, 21 April 2023 09:37 WIB
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir (Foto: Instagram Haedar Nashir)
Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir (Foto: Instagram Haedar Nashir)

RM.id  Rakyat Merdeka - Warga Muhammadiyah beserta kaum Muslimin yang berpedoman pada metode hisab, hari ini merayakan Idul Fitri 1444 Hijriah. Perayaan ini sehari lebih awal dari penetapan yang dilakukan Pemerintah, yaitu pada Sabtu (22/4).

Memerhatikan perbedaan ini, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Haedar Nashir berpesan untuk saling tasamuh (toleran). Bagi yang merayakan Idul Fitri pada Jumat, diharapkan untuk menjaga perasaan. Sedangkan bagi yang merayakan hari Sabtu, diharapkan tidak terlalu sensitif.

Baca juga : JMM: Perbedaan Hari Raya Idul Fitri Harus Menjadi Rahmat, Modal Sikap Moderat Dan Toleransi

“Bagaimana caranya bagi kita dan kaum Muslimin yang besok menyelenggarakan Idul Fitri, kita selesaikan dengan khusyuk, dengan yakin. Tidak perlu terlalu rame-rame (open house). Bagi yang sudah siap opor di rumah, silakan makan di rumah. Tapi kalau ada satu dua yang makan di restoran atau toko, lakukan dengan tertib. Untuk yang belum berbuka juga jangan terlalu sensitif,” pesannya, seperti dimuat di laman muhammadiyah.or.id, Jumat (21/4).

Dalam pembukaan takbiran di Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta, Kamis petang (20/4), Haedar juga berpesan agar perbedaan perayaan hari raya ini disikapi dengan dewasa. Lebih-lebih bagi para elite, diminta untuk menguatkan narasi persatuan daripada perpecahan.

Baca juga : Mahfud: NU dan Muhammadiyah Sama-Sama Lebaran Tanggal 1 Syawal

“Bagaimana mengurus kesejahteraan rakyat sekaligus supaya rakyat umat bersatu dalam perbedaan. Dan dalam perbedaan itu juga harus dewasa,” kata Haedar.

Dia menambahkan, Idul Fitri boleh berbeda, tapi tidak boleh saling menyalahkan, saling menghujat, saling bermusuhan, termasuk di media sosial. "Kalau perdebatannya ilmiah nggak apa-apa. Tapi kalau sudah saling serang, berhenti saja supaya (hasil) puasanya tidak batal,” imbuhnya.

Baca juga : KST Jabar Berikan Stimulus Untuk Jaga Kondisi Truk Laik Jalan

Dia pun mengimbau kepada yang masih awam untuk tidak terlalu banyak berkomentar. "Kalau yang ilmunya belum nyampai jangan ikut-ikutan apalagi komen-komen yang tidak bagus. Tapi juga jangan sampai yang merasa punya ilmu debatnya debat kusir,” tegas Haedar.■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.