Dark/Light Mode

Moeldoko Sebut Gerung Robot Tak Punya Hati

Jumat, 4 Agustus 2023 08:13 WIB
Kepala KSP Moeldoko. (Foto: KSP)
Kepala KSP Moeldoko. (Foto: KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pernyataan Presiden Jokowi yang anggap hinaan Rocky Gerung sebagai hal kecil, tak cukup meredakan kemarahan publik. Bahkan, Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko ikut terpancing emosinya oleh ucapan Gerung tersebut. Saking kesalnya, eks Panglima TNI itu menyebut Gerung sebagai robot tak punya hati. 

Sejak video Gerung yang menyebut Jokowi “Bajingan Tolol” viral di media sosial, berbagai reaksi bermunculan. Relawan Jokowi, kader PDIP hingga organ sayap PDIP di berbagai daerah, rame-rame mempolisikan Gerung.

Tak hanya relawan, massa dan juga mahasiswa ikut mengecam Gerung. Kehadiran Gerung di beberapa kota, disambut aksi demontrasi massa dan mahasiswa. Tak hanya didemo, Gerung juga mengalami pengusiran di berbagai daerah. 

Reaksi publik yang marah terhadap Gerung itu, dianggap wajar oleh Moeldoko. Menurutnya, Gerung sudah merendahkan martabat dan kehormatan Kepala Negara yang sudah dipilih oleh rakyat secara sah dalam proses demokrasi. 

Moeldoko mengaku langsung naik pitam, begitu mengetahui Gerung menyampaikan orasi yang merendahkan martabat presiden. Moeldoko menganggap Gerung seperti robot. Karena robot, meskipun pintar, tapi tidak punya hati. 

“Jadi, kalau saya membayangkan orang pintar tidak punya hati ya robot. Dan robot itu biasa ada yang mengendalikan itu. Ada yang meremote,” ujar Moeldoko, di lingkungan Istana Kepresidenan Jakarta, kemarin. 

Baca juga : Di Setiap Panggung, Prabowo Tak Bosan Puja-puji Jokowi

Soal siapa yang mengendalikan, Moeldoko enggan berspekulasi. Namun, Moeldoko ingin menegaskan bahwa pernyataan Gerung itu sudah termasuk menyerang pribadi Jokowi. Menurutnya, hal itu tidak bisa ditoleransi.

Ia pun mengingatkan agar dosen dan juga pengamat politik itu, untuk tidak coba-coba mengganggu Jokowi. Jika tidak, Moeldoko siap berhadapan langsung dengan Gerung. Sebab, sebagai KSP, Moeldoko akan berdiri paling depan guna membela kehormatan Jokowi.

“Saya sebagai prajurit biasa mempertaruhkan nyawa di medan perang tanpa kalkulasi. Apalagi menghadapi situasi seperti ini biasa. Jadi, jangan coba-coba mengganggu presiden,” tegas Moeldoko.

Moeldoko juga menilai langkah relawan yang melaporkan Gerung ke polisi sangat tepat. Dia juga mendukung aksi yang akan digelar para relawan Jokowi pada 10 Agustus mendatang.

Dia pun berharap penegak hukum mengambil langkah tegas terhadap Gerung. Menurutnya, hal tersebut tidak bisa dibiarkan begitu saja. Bahkan, Moeldoko pun siap secara pribadi melaporkan Gerung ke polisi.

“Nggak bisa dibiarkan seperti ini. Bernegara ada aturannya, rule-nya jelas nggak boleh sembarangan,” pungkasnya.

Baca juga : Moeldoko Turun Gunung Sosialisasikan Pembangunan Bandara Bali Utara

Sebelumnya, Jokowi enggan ambil pusing atas hinaan yang disampaikan  Gerung kepadanya. Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengaku pernyataan dosen ilmu filsafat itu adalah urusan kecil. 

Mantan Wali Kota Solo ini pun tidak ingin ikut campur, terkait reaksi relawannya yang melaporkan Gerung ke polisi. “Saya fokus kerja,” kata Jokowi saat pembukaan acara Gelar Batik Nusantara (GBN) 2023 di Senayan Park, Jakarta, beberapa hari lalu.

Wali Kota Solo sekaligus putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka juga tak tersinggung dengan ucapan Gerung. Dia mengatakan perkara itu adalah urusan sepele. “Kayak kurang kerjaan aja, urusan cilik-cilik (kecil)," kata Gibran di Solo, Kamis (3/8).

Suami Selvi Ananda ini pun bersikap sama dengan ayahnya yang tidak ingin ikut campur dan melaporkan Gerung  ke kepolisian. Namun, dia mempersilakan jika ada pendukung yang bergerak dan meminta pernyataan Gerung diproses secara hukum. “Ya silakan, aku kan ora (saya kan tidak) mengomandoi juga,” ucap Gibran

Diketahui, sejumlah pihak ramai-ramai melaporkan Gerung ke polisi atas pernyataannya yang dinilai menghina Jokowi. Ditreskrimsus Polda Metro Jaya diketahui menerima total tiga laporan. Pertama dari Relawan Indonesia Bersatu, lalu dari politikus PDIP Ferdinand Hutahaean, dan laporan DPN Repdem PDI Perjuangan.

Di sisi lain, Bareskrim Polri juga menerima satu laporan polisi yang dilayangkan Badan Bantuan Hukum dan Advokasi Rakyat (BBHAR) DPP PDI Perjuangan. Laporan terdaftar dengan nomor LP/B/217/VIII/2023/SPKT/ Bareskrim Polri tertanggal 2 Agustus 2023.

Baca juga : Telkomsel Genjot Digitalisasi Layanan Purna Jual

Selain membuat laporan polisi, sejumlah relawan Jokowi juga menggelar unjuk rasa di depan Gedung Polda Metro Jaya, Kamis (3/8). Dalam aksinya, mereka menuntut kepolisian segera menangkap Gerung.

Mereka menilai, Gerung telah membuat kegaduhan. Mereka kemudian mendesak polisi segera menangkap dan mengusut dugaan penghinaan terhadap Jokowi. “Tangkap aktor dan provokator pelaku pemakzulan Presiden Jokowi," kata koordinator aksi, Oscar di lokasi.

Selain di Jakarta, sejumlah elemen masyarakat juga melaporkan Gerung ke Polda Jawa Barat. Seperti Barikade 98, Gerakan Pemuda Marhaenis (GMP), BARA JP, BP2MP, Projo Jabar, Pakarang Adat Nusantara dan Paguyuban Penyanyi Pop Sunda dan Acting Kota Bandung.

"Kita melihat video Rocky Gerung. Ini adalah pernyataan yang bisa dikategorikan penghinaan terhadap Presiden," kata Ketua Barikade 98 Jawa Barat Budi Hermansyah.

Sejumlah massa dari Keluarga Mahasiswa Kota Kembang juga menggelar demonstrasi di depan Polrestabes Bandung, Jawa Barat. Mereka minta polisi segera menangkap Gerung. 

Di Surabaya, sejumlah simpatisan Jokowi juga menggelar aksi dengan membaca Surat Yasin dan membakar foto Gerung. Aksinya dilakukan di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis (3/8). Tak hanya unjuk rasa, Gerung yang dalam 2 hari ini hendak mengisi kegiatan di beberapa daerah, juga mengalami penolakan. 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.