Dark/Light Mode

Tidak Bawa Politik Identitas, Ganjar: Kitalah Yang menjaga Bhineka Tunggal Ika 

Senin, 23 Oktober 2023 17:40 WIB
Bacapres Ganjar Pranowo. (Foto: Ist)
Bacapres Ganjar Pranowo. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Calon Presiden Ganjar Pranowo dengan tegas memastikan tidak akan membawa politik identitas pada ajang pesta demokrasi Pemilihan Presiden (pilpres) 2024. Hal tersebut ia sampaikan pada acara Deklarasi Dukungan Relawan Tionghoa Kalimantan Barat pada Minggu (24/09/2023) di kawasan Tambora, Jakarta Barat.

Selain itu, dinamika politik saat ini harus disikapi dengan tenang teduh, sejuk, dan tanpa emosi.

“Kita akan memegang teguh Pancasila, kita akan pegang teguh NKRI. Kita tidak akan membawa politik identitas. Tidak ada. Kitalah yang menjaga Bhinneka Tunggal Ika. Kita yang menjaga,” ucap Ganjar.

Dalam deklarasi yang bertajuk “Bersatu Membangun Bangsa,” Ganjar mengungkapkan banyak dinamika yang berkembang di masyarakat terkait penyelenggaraan Pilpres 2024. Namun, ia mengingatkan para pendukungnya untuk tetap tegar dan solid bersatu.

Baca juga : Ganjar Dihadiahi Patung Nusantara, Lukisan Hingga Dibuatkan Lagu

Ganjar Pranowo menegaskan bahwa ia tidak akan memasukkan politik identitas dalam Pilpres 2024. Ia menekankan pentingnya menjaga Pancasila dan NKRI serta menyerukan penanganan dinamika politik dengan ketenangan.

Ia juga mengatakan, pertemuan langsung dengan rakyat merupakan bukti kerja sama yang erat antara partai politik pengusung dan rakyat.

Acara yang juga dihadiri oleh Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) Moeldoko dan Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Perindo) Hary Tanoesoedibjo itu pun berjalan lancar dan diiringi dengan teriakan ‘Ganjar Presiden’ yang menggema ketika Ganjar berjalan diantara ribuan relawan yang hadir.

Berbicara tentang Politik Identitas, Ganjar pernah dituduh melakukan Politik Identitas ketika ada siaran tayangan azan yang menampilkan Calon Presiden Ganjar Pranowo didalamnya. Ketua PBNU Nasyirul Falah Amru (Gus Falah) pun memberikan tanggapan terkait tayangan tersebut.

Baca juga : Ajak Publik Berpartisipasi, Ganjar Akan Buat Indikator Penilaian Bagi Menteri

Dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Gus Falah menjelaskan politik identitas berbentuk “serangan” terhadap tokoh, calon/kandidat, dan kelompok yang memiliki identitas suku, ras, jenis kelamin, atau agama tertentu.

Gus Falah mencontohkan politik identitas yang menyerang Megawati Soekarnoputri pada Pemilu tahun 1999. Saat itu, ada propaganda bahwa perempuan tidak boleh menjadi pemimpin, dan propaganda ini menggunakan argumen agama untuk membenarkan pernyataan tersebut.

Selain itu, politik identitas juga digunakan dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada tahun 2017. Propaganda yang disebar saat itu adalah ajakan untuk tidak memilih calon yang tidak menganut agama tertentu. 

Contoh politik identitas lainnya terlihat pada Pilgub Sumatera Utara (Sumut) tahun 2018. Pertanyaan yang digunakan adalah warga asli dan pendatang.

Baca juga : Sahabat Ganjar Bareng Kawan Juang GP Gelar Sholawat Kebangsaan

Terkait azan yang disiarkan Ganjar Pranowo, Gus Falah mengatakan tidak ada penyerangan terhadap identitas individu atau kelompok lain. 

“Jadi tayangan itu bukan tentang politik identitas,” ujarnya.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.