Dark/Light Mode

Moeldoko dan Netizen Satu Sikap

Kini Buzzer-buzzeran Nggak Zaman Lagi

Sabtu, 5 Oktober 2019 09:38 WIB
Staf Presiden (KSP) Moeldoko. (Foto: Randy Tri Kurniawan/Rakyat Merdeka).
Staf Presiden (KSP) Moeldoko. (Foto: Randy Tri Kurniawan/Rakyat Merdeka).

RM.id  Rakyat Merdeka - Buzzer alias para pemukul kentongan di sosial media sering bikin jengkel. Ulahnya yang kerap memproduksi berita tidak akurat, baik untuk memuji maupun menyerang seseorang, banyak memancing polemik.

Melihat kondisi ini, Kantor Staf Presiden (KSP), Moeldoko, menegaskan, keberadaan buzzer ini perlu ditertibkan.

Para warganet juga setuju dengan ini. Keberadaan buzzer di indonesia mulai ramai pada di Pemilu 2014.

Baca juga : Belum Padam, Satu Titik Api Hutan Gunung Ciremai

Keberadaannya naik signifikan di Pilkada DKi Jakarta pada 2017. Di Pemilu 2019, para buzzer juga banyak mengambil peran.

Ada yang dukung Jokowi - Ma’ruf. ada yang dukung Prabowo-Sandi. Konon, buzzer ini ada yang dibayar, ada juga yang berangkat dengan kemauan sendiri.

Meski Pemilu sudah lama selesai, para buzzer ini tidak hilang. Sampai sekarang, masih sering saling serang. Malah, saat ini dimunculkan isu bahwa Moeldoko sebagai “kakak pembina” buzzer pendukung Jokowi.

Baca juga : Latihan Militer, Saudi Siap Amankan Pelaksanaan Haji

Mendengar ini, Moeldoko angkat bicara. Dia menegaskan, keberadaan buzzer itu perlu ditertibkan.

“Saya pikir memang perlu (ditertibkan). Kan ini kan yang mainnya dulu relawan, sekarang juga pendukung fanatik,” kata Moeldoko, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis kemarin.

Moeldoko menegaskan, saat ini, sejumlah elite politik sudah bersatu. Parpol sudah bersepakat untuk berkolaborasi. Karena itu, yang diperlukan adalah dukungan politik yang membangun.

Baca juga : Presiden Jokowi Lantik Arinal dan Chusnunia Sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung

Bukan yang bersifat destruktif dan saling serang. Ia paham, para pemukul kentongan itu bermunculan karena ingin men jaga marwah orang yang dipujanya.

Namun, dia meminta agar du kungan itu dilakukan dengan baikbaik. Dukungan yang menimbulkan kebencian bagi yang lain, harus dihilangkan.

“Tetapi, sekali lagi bahwa dalam situasi ini bahwa relatif sudah nggak perlu lagi buzzer-buzzer-an,” tegasnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.